Mediaumat.info – Bantuan sosial (bansos) pangan yang viral menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 menurut Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana, digunakan sebagai alat politik.
“Bantuan sosial saat ini dituding banyak pihak digunakan sebagai alat politik,” ujarnya dalam video Risma Ungkap Fakta Mengejutkan Jor-Joran Bansos Jelang Pilpres. Singgung Sisanya Aku Tak Tahu, Sabtu (23/03/2024) di kanal YouTube Justice Monitor.
Agung mengungkapkan, indikasinya adalah penggelontoran besar-besaran bansos ratusan triliun, angka ini merupakan terbesar selama reformasi.
Jadi semestinya, beber Agung, kalau bansos digelontorkan amat besar itu, pertanda indikasi kemiskinan kembali meningkat.
“Nyatanya bila digelontorkan jelang pemilu, diduga bansos telah menjadi alat politik,” tegasnya.
Dari sengkarut bansos ini, menurut Agung, memunculkan pertanyaan menggelitik (sesuatu keberanian).
“Apakah terpilihnya penguasa melalui proses demokrasi berbiaya mahal dan sangat mengandalkan para pemilik modal? Apakah nantinya, dipilih oleh rakyat kebijakan-kebijakan yang lahir kental berpihak pada kepentingan korporasi atau pemilik modal? tanyanya retoris.
“Ini pertanyaan menggelitik yang tentu akan menggelisahkan masyarakat,” ujarnya.
Agung mengutip respons Mensos Risma soal heboh bansos pangan menjelang Pilpres 2024, yang menegaskan dirinya tidak terkait dengan bansos tersebut. Menurut Risma, secara keseluruhan anggaran perlindungan sosial itu mencapai Rp 497 triliun. Dari jumlah tersebut yang masuk ke dalam tanggung jawabnya pada 2024 sebagai Menteri Sosial sebesar Rp 78 triliun. Sisanya, dia mengaku tidak tahu menahu. [] Muhammad Nur