IJM: Ada Tangan-tangan Asing pada Gerakan Separatisme di Papua

Mediaumat.id – Direktur Indonesian Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menilai gerakan separatisme di Papua yang sampai hari ini telah banyak memakan korban disebabkan karena ada tangan-tangan asing di balik itu semua.

“Peluang adanya gerakan separatis itu bukan karena rakyat Papua-nya, tapi karena ada tangan-tangan asing di balik itu semua” ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Ganyang KKB di Papua! di kanal YouTube Khilafah News, Senin (24/4/2023).

Menurutnya, Papua merupakan wilayah yang kaya baik sumber daya mineral maupun sumber daya hidrokarbon (minyak dan gas). Karena itu, Papua bisa membuat silau para penjajah asing untuk menguasai.

Agung menilai, gerakan separatisme itu dimainkan tarik ulur agar kepentingan mereka (penjajah asing) tetap dilayani.

“Kalau tidak dilayani dalam konteks Indonesia, mereka akan membangun separatisme dan akan membangun Papua merdeka,” jelasnya.

Pasca penyerangan TNI oleh KKB pada 15 April, kini operasi di Papua ditingkatkan menjadi siaga tempur. Meskipun secara teknis sudah tepat, namun Agung menilai mindset tentang Papua harus selesai terlebih dahulu.

“Selama mindset berpikir Papua masih terperangkap dengan apa yang disebut konteks HAM, PBB, pendekatan asing, ya kita tidak akan pernah menuntaskan masalah Papua dan kita akan selalu dalam bayang-bayang dunia internasional yang selalu menjebak Indonesia,” ungkapnya.

Poin dasarnya, menurut Agung adalah menghentikan seluruh campur tangan asing maupun mobilisasi pasukan asing. Kemudian, mengultimatum seluruh gerakan yang menginginkan Papua merdeka. Mengusir semua kekuatan yang bercokol di Papua, baik dalam perusahaan, kekuatan politik maupun jurnalis.

Langkah selanjutnya adalah membangun Papua secara serius. Bukan dengan pendekatan otonomi khusus seperti sekarang ini, yang menyebabkan munculnya raja-raja kecil.

“Kita tahu kemarin Gubernur Papua ditangkap karena kasus korupsi. Jadi adanya otonomi khusus itu ternyata menambah Papua memunculkan koruptor-koruptor baru yang menyebabkan otonomi khusus tidak sampai ke daerah,” beber Agung.

Karena itu, Agung menyarankan, agar segera menegakkan khilafah Islam. Dengan menegakkan khilafah Islam yang menerapkan Islam secara kaffah maka semua itu bisa direalisasikan.

“Rekomendasi yang saya sarankan (keberanian melawan asing, keberanian mengeluarkan kekuatan asing dari negeri Papua) itu hanya bisa dilaksanakan ketika khilafah Islamiyyah ditegakkan,” pungkasnya.[] Ade Sunandar

Share artikel ini: