Pembina Pondok Tahfidz Griya Qur’an asy-Syifa Ustadzah Sri Agustini menggambarkan kaum Muslim dalam naungan khilafah Islam seperti ibadah haji.
“Hari ini kaum Muslimin di seluruh dunia berkumpul di Tanah Suci, berbeda bahasa, berbeda bangsa, warna kulit, bahkan berbeda status kekayaan maupun jabatannya, namun mereka sama-sama berihram, thawaf, dzikir, shalat, mengucapkan talbiyah yang sama di Ka’bah yang sama. Inilah gambaran kaum Muslimin dalam naungan daulah khilafah Islam,” ungkapnya dalam Kajian Muslimah Bulanan, Ibadah Haji: Kesatuan, Ketaatan dan Pengorbanan, Ahad (9/6/2024) di Depok, Jawa Barat.
Dari gambaran tersebut, jelasnya, kaum Muslim pasti bisa disatukan jiwa dan raganya dalam naungan khilafah, karena ini adalah janji Allah SWT.
“Momentum persatuan ini diisi Nabi sebagai kepala negara, dengan menyampaikan pidato. Pidato perpisahan, yang membuat Abu Bakar menangis. Nabi menetapkan kesucian darah, harta dan kehormatan. Sebagaimana kesucian bulan, tanah dan hari itu [Arafah],” jelasnya di hadapan sekitar 49 peserta.
Dalam momentum tersebut, ujarnya, Nabi Muhammad SAW mengingatkan kehormatan wanita, dan menetapkan pria terbaik adalah pria yang menghormati wanita; Nabi Muhammad SAW juga menetapkan keharaman riba untuk selama-lamanya; Al-Qur’an surah al-Maidah ayat 3 juga diturunkan di saat itu, tepatnya di lereng Jabal Rahmah. Tepat, hari Jumat, Haji Akbar.
“Rasulullah dan para sahabat pun telah memperoleh kemenangan, apa kuncinya? Mereka siap berkorban, sabar dan taat,” ungkapnya.
Lalu ia juga memberikan tiga tips agar kaum Muslim siap berkorban.
“Agar kita siap berkorban, ada tiga tips, yakni keyakinan pertolongan Allah SWT sebagai modal utama pengorbanan, kesabaran dalam menjalankan pengorbanan tersebut karena akan banyak tantangan dan memiliki sikap zuhud,” pungkasnya. [] Ambarwati
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat