Ada sekitar satu juta etnis Uighur dan etnis lainnya, yang kebanyakan Muslim, ditahan di kamp konsentrasi, di barat laut China, demikian menurut laporan sekelompok ahli yang dikutip oleh PBB.
Sebuah laporan Human Rights Watch mengungkapkan bahwa polisi Tiongkok menggunakan aplikasi ponsel untuk menyimpan data bagi 13 juta warga etnis Uighur dan kaum Muslim Turki lainnya di provinsi Xinjiang.
Aplikasi yang dikenal sebagai Platform Operasi Gabungan Terpadu, telah digunakan untuk menyimpan informasi tentang tinggi dan berat badan individu untuk menghadapi pemeriksaan pengenalan wajah.
Laporan yang diterbitkan hari Kamis itu mengatakan bahwa pihak berwenang Xinjiang memonitor 36 kategori perilaku, termasuk mereka yang tidak berkomunikasi dengan tetangga, sering menghindari menggunakan pintu depan, tidak menggunakan smartphone, menyumbang untuk masjid dengan antusias dan menggunakan listrik secara tidak normal.
“Tampaknya semua ini bertujuan untuk memastikan gaya hidup sehari-hari, penentangan warganya dan prediksi kekuatannya, yang pada akhirnya digunakan untuk merekayasa realita dan mengendalikannya,” kata Human Rights Watch dalam laporan itu (aljazeera.com, 02/05/2019)
**** **** ****
Di bulan Ramadhan tahun ini, ketika kita berbuka bersama orang yang kita cintai, mari kita ingat ibu dan ayah kita di Turkistan Timur. Mereka dilarang berpuasa Ramadhan, dan tidak diizinkan untuk menyembah beribadah kepada Allah subhānahu wa ta’āla, di bawah kekuasaan yang telah kalah secara ideologi, serta rezimnya yang dipenuhi dengan ketakutan dan kebencian terhadap Islam.
Namun demikian, bahwa kejahatan utama adalah kegagalan dan diamnya para penguasa kita. Sehingga muncul pertanyaan: Di mana penguasa Muslim Turki? Dan para penguasa dengan gelar besar dari Iran dan Arab Saudi? Tidak bisakah mereka mengarahkan miliaran dolar senjata dari membunuh umat dialihkan untuk tujuan menyelamatkannya? Meski itu hanya di bulan Ramadhan saja?
Kenyataannya adalah bahwa para penguasa ini telah mengikat masa depan mereka begitu jauh dari Islam. Mereka telah lama menggantungkan kepentingan mereka pada Amerika, Eropa, China, kaum kafir dan para tirani. Mereka memalingkan muka, menutup mata dan telinga terhadap tangisan kesakitan dan air mata kaum Muslim Uighur dan kaum Muslim semuanya.
Mereka para penguasa kita tidak memiliki sedikit pun visi pemikiran Islam, atau kemampuan untuk melihat melampaui lubang-lubang nasionalisme yang telah didorong oleh kekuatan kolonialisme. Masing-masing bekerja dengan patuh dalam batas-batas lubang-lubang kehinaan ini, dan masing-masing mengabaikan ideologi satu-satunya yang benar-benar dapat menyelamatkan rakyat Turkistan Timur, serta mengurusi semua urusan umat manusia di dunia.
Di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, ketika kita membaca ayat-ayat Al-Qur’an, maka kita akan tersentuh dan mengerti risalah Allah subhānahu wa ta’āla. Ayat-ayat inlah yang akan memerintahkan kita untuk berjuang. Bahkan gunung-gunung yang kokoh perkasa tidak mampu memikul amanah ini. Sementara yang mampu memikulnya hanyalah pundak umat Islam yang agung. Dan umat Islam ini yang akan mencabut belenggu-belenggu perbudakan dan penindasan para Fir’aun durjana dan kebohongan-kebohongannya, yang kemudian membawa kita pada kedamaian dan keadilan Islam. [Muhammad Hamzah].
Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 08/05/2019.