Mediaumat.id – Kabar Arab Saudi berencana menghukum mati tiga warganya dan memenjarakan puluhan tahun kepada tiga warga lainnya karena menolak penggusuran untuk pembangunan mega proyek NEOM atau yang dikenal The Line, Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. menyatakan pemerintahan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) telah bergerak makin ke diktator liberal.
“Bila benar vonis kedua jenis hukuman ini, baik hukuman mati dan penjara yang fantastis, maka ini makin memberikan bukti bahwa pemerintahan MBS telah bergerak makin ke diktator liberal,” ujarnya kepada Mediaumat.id, Selasa (16/5/2023).
Riyan menjelaskan, diktator adalah penggunaan kekuasaan secara sewenang-wenang kepada rakyat. Sedangkan liberal dari segi arah rezim MBS yang memberikan nilai-nilai Barat merusak kehidupan. Sebelumnya, MBS sudah mencabut kewajiban berkerudung, membuka pantai bikini, membuka kasino, membatasi volume adzan, menangkap ulama kritis, dan lain sebagainya.
Riyan mengatakan, tindakan diktator ini mengingatkan kepada kisah saat Wali Mesir, Amr bin Ash yang menggusur paksa rumah seorang Yahudi tua untuk dijadikan masjid. Kemudian Yahudi tersebut melaporkan kepada Khalifah Umar bin Khaththab di Madinah.
Maka Umar mengirimkan bersama Yahudi tersebut tulang unta yang diberi goresan garis lurus yang bermakna, sebagai pemimpin harus adil karena semua akan diminta pertanggungjawaban ketika meninggal. Amr bin Ash kemudian membatalkan penggusuran tersebut.
“Harusnya penjatuhan hukuman mati dan penjara serta penggusuran demi NEOM dibatalkan!” ucapnya.
Bahaya
Riyan membeberkan, proyek NEOM ini berbahaya. Sebab proyek NEOM ini adalah bagian dari Visi 2030, rencana pembangunan rezim MBS untuk menarik investasi asing dengan segala konsekuensinya.
Terkait makin kuatnya cengkraman Barat yang kafir, ia mengingatkan kembali bahwa Arab Saudi didirikan atas dasar separatisme dari pemerintahan Islam, Khilafah di Istanbul yang dibantu Inggris.
Dan pasca ditemukannya minyak bumi, Arab Saudi masuk dalam cengkraman Amerika hingga sekarang. Padahal dalam Al-Qur’an kata Riyan, Allah SWT mengingatkan, “Dan Allah tidak akan memberikan jalan bagi orang-orang kafir menguasai kaum Mukmin” (QS an- Nisa (4): 141).
Cengkraman
Riyan menyatakan, fenomena NEOM ini semakin menunjukkan cengkraman sistem sekuler-liberal kapitalis di Arab Saudi. Manakala negara makin menyerahkan berbagai pelayanan publik dalam pembangunan ke swasta, baik lokal maupun asing. Pada gilirannya yang terjadi adalah kerusakan (fasad), kezaliman atas rakyat, dan dehumanisasi.
Oleh karena itu, kata Riyan, harus ada upaya sistematis dari umat dan para pejuang dakwah untuk menyerukan tegaknya Islam secara kaffah dalam naungan khilafah.
“Hanya dengan totalitas penerapan Islam, Arab Saudi akan bisa diselamatkan dan disatukan kembali dengan negeri-negeri yang mayoritas penduduknya Muslim dalam satu kepemimpinan global, khilafah Islam, yang menaungi seluruh kaum Muslim dari ancaman kezaliman penguasa dan dominasi sistem sekuler-kapitalisme-liberal yang dipaksakan negara penjajah kufur,” pungkasnya.[] Agung Sumartono