Hubungan Erat Kemaksiatan dan Bencana (Bagian 2)
Ada hubungan yang erat antara keduanya. Perhatikan firman Allah Swt ini:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS al-Rum[30]: 41).
Dalam bahasa Arab, kata al-fasâd kebalikan dari al-shalâh (kebaikan). Sehingga, segala sesuatu yang tidak terkagori sebagai kebaikan, dapat dimasukkan ke dalam al-fasâd.
Berkait dengan kata al-fasâd dalam ayat ini, para mufassir pun berusaha mendeskripsikan kerusakan yang dimaksud. Al-Wahidi dalam al-Wasîth menyatakan, fasâd adalah kemarau panjang dan lenyapnya berkah. Menurut al-Zamakhsyari dan al-Alusi dalam kitab tafsir mereka, selain dua kondisi itu, fasâd juga berupa minimnya hasil panen dalam pertanian, sedikitnya keuntungan dalam perdagangan, banyaknya kematian pada manusia dan hewan, banyaknya peristiwa kebakaran dan tenggelam, kegagalan para nelayan dan penyelam, sedikitnya manfaat, dan banyaknya mudharat.