Mediaumat.news – Rencana Presiden Macron mengirim utusan ke negeri-negeri muslim untuk memadamkan gerakan anti Prancis karena telah menistakan nabi Muhammad SAW mendapat tanggapan dari Pakar Fiqih Siyasah Ustaz Irfan Abu Naveed.
Ia mengatakan suatu negara yang secara nyata memusuhi Islam dan kaum muslim disebut negara kafir harbi dan hubungan asal dengan negara itu adalah hubungan perang bukan hubungan diplomasi.
“Hubungan asal dengan kafir harbi itu ya hubungan perang bukan hubungan diplomasi.” Ujarnya dalam acara Kabar Malam, Kamis (05/11/2020) di Kanal YouTube Khilafah Channel.
Menurutnya penghinaan berupa tulisan, karikatur maupun pernyataan apabila ditujukan kepada Rasulullah SAW berarti sama dengan melakukan permusuhan terhadap Islam dan kaum muslim.
Ia membeberkan bahwa syariat Islam dengan tegas menyatakan perang kepada negara yang dengan jelas melakukan penistaan terhadap nabi Muhammad SAW sebagai simbol Islam dan kehormatan kaum muslimin yang wajib dibela.
Ia menegaskan tidak ada perundingan untuk menjustifikasi penistaan ini dan hukumnya haram. “Bagaimana kita duduk di meja perundingan di saat yang sama mereka tanpa malu menistakan nabi Muhamnad SAW dan mereka akui itu sebagai kebebasan berekspresi,” ucapnya.
Keberadaan penguasa menurutnya menjadi hal yang sangat penting sekali. “Adanya penistaan ini karena tidak adanya kekhilafahan yang mampu menjaga kehormatan nabi Muhammad SAW, Al-Quran, Islam dan kaum Muslimin dengan jihad fi sabilillah,” pungkasnya.[]Agung