HT Dilarang Rezim Inggris, Pengamat: Bagian dari Pembelaan kepada Zionis

Mediaumat.info – Pembubaran Hizbut Tahrir Inggris yang ditetapkan sebagai organisasi terlarang oleh Kerajaan Inggris pada Jumat (19/1/2024) dinilai terkait dengan pembelaan Inggris kepada kepentingan Zionis Israel.

“Jadi, kebijakan pembubaran HT oleh rezim Inggris menurut saya hanyalah bagian dari sikap Inggris membela kepentingan Zionis Israel sejak dulu sampai sekarang,” tutur Pengamat Politik Internasional Dr. Hasbi Aswar kepada media-umat.info, Kamis (1/2/2024).

Menurutnya, selama ini Hizbut Tahrir di Inggris adalah organisasi yang diakui keberadaannya termasuk gerakan yang memperjuangkan idenya dengan damai.

“Yang membuat HT dilarang adalah karena HT sangat aktif menyerang Israel dan menyerukan untuk menghancurkan kekuatan Zionis itu,” ungkapnya.

Hasbi menilai, indikasi pembubaran HT sangat jelas, yakni karena menyerukan anti semit dan jihad untuk melawan Israel. “Padahal sikap HT mengkritik Zionis tidak ada hubungannya dengan anti Yahudi. HT tidak anti Yahudi. Juga, saat HT menyerukan jihad terhadap Israel juga adalah sikap yang wajar sebagai Muslim yang melihat saudaranya dibantai. Sama halnya saat Inggris, AS, dan kawan-kawan mendukung Israel dengan senjata untuk membantai Muslim Palestina,” ujarnya.

Ia melihat pembubaran, ini motifnya politik, dan alasan-alasan pembubaran HT juga bukan karena aksi terorisme, tapi karena dianggap anti Semit dan mempropagandakan terorisme dengan menyerukan jihad melawan Israel.

“Seharusnya kan sebagai negara hukum, Inggris seharusnya membawa tuduhan itu ke pengadilan dan membuktikan bahwa HT memang bersalah dan tuduhan anti semit dan isu terorisme memang benar. Pengadilanlah yang seharusnya membuktikan kelayakan hukum terhadap HT,” kata Hasbi.

Sebagai negara pengekor kepada AS, Inggris menurut Hasbi hanyalah mengikuti kepentingan AS saja untuk selalu berada di sisi Israel. Sama halnya saat Israel dan AS tidak suka dengan keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) termasuk PBB yang cenderung Israel dalam perang ini, akhirnya mereka ramai-ramai memutus dukungan kepada UNRWA.

“Saya kira poin ini yang paling menonjol untuk saat ini dibanding isu khilafah yang diperjuangkan oleh HT,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it

Share artikel ini: