Mediaumat.news – Habib Rizieq Shihab dikabarkan akan pulang kembali ke Indonesia, namun tampaknya pemerintah menyikapi kepulangan tokoh besar Indonesia tersebut dengan sikap negatif, salah satunya menuduh bahwa kepulangan Habib Rizieq dikarenakan akan tahu akan dideportasi.
Menanggapi hal tersebut, direktur HRS Center Dr Abdul Choir Ramadhan menilai kabar tersebut tidak benar, menurutnya Habib Rizieq sebenarnya sudah mau kembali ke Indonesia sebelum masa visanya habis, namun ditahan oleh intelijen KSA karena ada larangan keluar dari Arab Saudi.
“Imam Besar Habib Rizieq Shihab sudah beli tiket pesawat, barang-barang sudah masuk bagasi. Namun ketika mau melintas di pintu imigrasi beliau dilarang sebab ada perintah dari pihak intelijen KSA untuk dilarang keluar dari Arab Saudi. Pada akhirnya sebab tidak bisa keluar meninggalkan Arab Saudi maka otomatis terjadi overstay,” jelasnya kepada mediaumat.news Sabtu (7/11/2020).
Jika benar overstay maka menurut hukum yang berlaku dirinya harus ditempatkan di rumah detensi imigrasi sebab dirinya berstatus deteni. Kemudian segera dideportasi dengan kewajiban membayar denda.
“Fakta yang terjadi Habib Rizieq tidak masuk dalam rumah detensi dan tidak membayar denda. Sama sekali tidak membayar denda,” ungkap Choir.
Choir juga menceritakan bahwasanya selama di Arab Saudi Habib Rizieq tidak pernah melakukan pelanggaran apapun, bahkan pimpinan FPI tersebut diberikan hak khusus oleh Arab Saudi.
“Selama di Arab Saudi tidak melakukan perbuatan pelanggaran hukum apapun. Bahkan Beliau diberikan kebebasan menerima tamu dalam jumlah yang banyak setiap hari. Hal itu suatu hak khusus yang diberikan kepada Imam Besar Habib Rizieq Shihab,” jelasnya.
Choir juga menjelaskan bahwasanya Habib Rizieq adalah seorang tokoh Islam yang besar, ia juga mempunyai kekuatan politik yang mampu ikut dalam kancah perpolitikan dan sangat teguh dalam memperjuangkan kebenaran, itulah penyebab kenapa pemerintah tampak memusuhi Habib Rizieq.
“Beliau merupakan ikon perjuangan umat Islam. Beliau memiliki sangat banyak pengikut dan pengagum dari berbagai kalangan. Imam Besar HRS memiliki magnet politik dan oleh karenanya mampu ikut serta dalam kancah perpolitikan. Dan beliau konsisten dan teguh dalam amar makruf nahi mungkar,” katanya.
Apabila sikap pemerintah yang memusuhi seorang tokoh Islam terus terjadi maka umat Islam akan kembali marah, terutama karena fitnah-fitnah yang sering dilontarkan pemerintah kepada para ulama.
“Fitnah kepada Habib Rizieq dengan segala macam dan cara akan membuat marah umat Islam. umat tidak dapat menerima fitnah dan penghinaan kepada Yang Mulia Imam Besar HRS,” pungkas Choir. []Fatih Solahuddin