Hizbut Tahrir: Pengkhianatan Rezim Turki Kepada Allah, Rasul-Nya, dan Kaum Muslim Semakin Telanjang dengan Melakukan Normalisasi dan Konspirasi Bersama Entitas Yahudi
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melakukan kunjungan ke entitas Yahudi, Rabu (25/5), di dan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Entitas. Dia juga mengadakan pertemuan bilateral di tingkat delegasi untuk membahas hubungan bilateral dan isu-isu regional juga global. Sehari sebelumnya, Cavusoglu mengunjungi Ramallah dan bertemu dengan pimpinan Otoritas Palestina serta menteri luar negerinya. Di antara pernyataannya selama di sana, “… kami akan terus berkoordinasi dengan pihak Palestina mengenai normalisasi hubungan dengan (Israel), dan kami telah mendukung perjuangan Palestina secara terpisah dari hubungan kami dengan (Tel Aviv) …”.
Dalam kunjungan yang menyedihkan dan memalukan itu, Cavusoglu mengunjungi Masjid Al-Aqsha yang terbelenggu di bawah bayonet pendudukan, dan bukannya ia memasukinya dengan tentara Turki, keturunan Ottoman, para pelindung Al-Aqsha sambil membebaskan dan menggemakan takbir!
Kunjungan ini berlangusng di tengah pelecehan harian dan eskalasi kriminalitas yang dilakukan entitas Yahudi, serta pembantaian rakyat Palestina yang darahnya belum juga mengering, di mana dalam aksi kriminalitasnya ini, Yahudi kaum terlaknat tidak bisa membedakan antara pria dan wanita, atau antara orang tua dan anak-anak. Bahkan di tengah puncak pelecehan, penghancuran rumah, penangkapan, penyerbuan terhadap tempat-tempat suci, justru rezim Turki menuju normalisasi yang memalukan dengan entitas Yahudi, seperti rezim-rezim pengkhianat lainnya, di mana mereka telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya, dan kaum Muslim. Kunjungan yang memalukan ini menelanjangi realitas rezim Turki yang tengah berkonspirasi, yang tidak berbeda dari peran kotornya di Suriah, yang semakin mengokohkan musuh Allah, Bashar dan rezim kriminalnya. Apakah Turki di bawah Erdogan telah menjadi alat di tangan musuh Islam di mana mereka menerapkan apa yang tidak dapat mereka implementasikan dengan tangan mereka sendiri?!
Menanggapi kunjungan yang berlumuran dosa ini, Hizbut Tahrir di tanah yang diberkati, Palestina, mengeluarkan press release, pada hari Rabu, 25 Mei 2022 M., dengan menyampaikan sikapnya yang tegas dan pedas sebagai berikut:
Pertama: Bersegera melakukan normalisasi dengan entitas Yahudi dengan cara yang memalukan oleh para penguasa Turki dan rezim-rezim pengkhianat lainnya di tengah eskalasi aksi kriminalitas yang dilakukan oleh entitas Yahudi, maka semua ini tidak lain merupakan bentuk agresi, konspirasi dan provokasi terhadap Palestina, warganya dan tempat-tempat sucinya, sebaliknya hal itu justru membuat entitas Yahudi semakin tergila-gila untuk berbuat lebih banyak lagi aksi kriminalitas. Apa yang mereka lakukan itu adalah pesan yang memberi entitas Yahudi lampu hijau untuk terus melanjutkan kejahatan premanismenya.
Jadi, rezim-rezim budak terhina ini bergegas menuju normalisasi dengan entitas Yahudi, sementara mereka dengan sengaja membunuh dan menggusur warga di tanah yang diberkati, menghancurkan rumah-rumah dan menodai Masjid Al-Aqsa setiap hari. Sungguh, semua ini merupakan pengkhianatan yang akan diikuti oleh pengkhianatan lainnya.
Kedua: Normalisasi yang memalukan ini, jika itu menunjukkan sesuatu, maka menunjukkan bahwa rezim-rezim ini benar-benar terpisah dari umat, dan mereka sama sekali bukan bagian darinya. Sebab itu dilakukan pada saat umat berharap untuk menyingkirkan entitas ini, bahkan umat telah merasakan realitas kerapuhan dan kehancurannya yang akan segera terjadi, namun rezim-rezim justru memberinya kekuatan melalui hubungan terlarang mereka dengannya; juga pada saat di mana umat melihat bahwa kemaslahatannya adalah dengan kehancurannya, sementara rezim-rezim itu melihat kepentingan, keamanan, perdagangan dan kelangsungan hidupnya adalah dengan keberadaannya dan hubungannya dengan entitas kriminalitas ini. Dengan demikian, sepenuhnya bertentangan antara kepentingan rezim-rezim budak ini dengan kepentingan umat dan apa yang dibutuhkannya.
Ketiga: Membangun hubungan antara Turki dan entitas Yahudi atas dasar dugaan kepentingan bersama, maka sama artinya melestarikan kepentingan tersebut, yaitu melestarikan entitas Yahudi dan kelanggengannya, serta menyediakan sarana hidup dan keberlangsungannya. Jadi, kami melihat rezim-rezim yang berkhianata kepada Allah dan Rasul-Nya ini menghubungkan kepentingan mereka dengannya, serta keberadaan mereka dengan keberadaannya. Eronisnya, mereka tidak menyadari bahwa dengan semua itu berarti mereka menghubungkan kematian mereka dengan kematiannya, sebab pengkhianatan mereka itu tidak akan mendatangkan apa pun kecuali murka Allah dan kerugian yang nyata!
Keempat: Mereka jamaah shalat di Masjid Al-Aqsha telah menyuarakan dengan lantang penolakan mereka atas kunjungannya yang memalukan. Mereka telah menyuarakan dengan lantang bahwa Masjid Al-Aqsha tidak menerima para penipu dan penjahat, ia hanya menerima para mujahid dan para penakluk. Mereka menyampaikan seruannya kepada para mujahid di tentara Turki untuk melaksanakan kewajibannya terhadap tempat Isra’-nya Rasulullah SAW. Akankah seruan itu sampai pada tentara Turki yang ikhlah dan bertakwa?! Akankah media Turki menyampaikan pesan ini kepada kaum Muslim di Turki?!
Kelima: Dalam langkah yang memalukan ini, Menteri Luar Negeri, Cavusoglu meletakkan karangan bunga di monumen obor untuk menghormati orang-orang Yahudi yang terbunuh! Lalu bagaimana dengan sikapnya terhadap para syahid kaum Muslim yang dibunuh oleh entitas Yahudi?! Bukankah para syahid ini membangkitkan semangat tentara kaum Muslim untuk berjihad di jalan Allah, dan semangat mereka untuk mencabut entitas Yahudi dari akarnya?!
Press release yang keluarkan Hizbut Tahrir di tanah yang diberkati itu menyimpulkan dengan mengatakan:
“Apa yang kita lihat dari normalisasi memalukan yang dilakukan oleh rezim-rezim yang ada di negara-negara Muslim, pengkhianatan mereka terhadap umat dan masalah-masalahnya, serta ketundukannya di depan musuh-musuhnya dan pengambilan mereka sebagai sekutu, maka keberadaan rezim-rezim sekuler ini merupakan akibat alami setelah penghancuran Khilafah yang menjaga Palestina, sebagaimana tubuh menjaga setiap organ tubuhnya. Namun, Cavusoglu yang mewakili rezim sekuler Turki ketika datang ke Palestina dininakan di bawah bayonet pendudukan dengan begitu rendah dan hinanya. Sementara itu, kaum Muslim di Turki dan tentara Turki mendambakan kemuliaan dan sikap terhormat, serta mendambakan jihad di jalan Allah dan pembebasan Masjid Al-Aqsha, seperti Kopral Hasan Igdirli, prajurit terakhir dari garnisun militer Utsmaniyah, yang gugur dalam tugas saat menjalankan tugasnya, menjaga Masjid Al-Aqsa. Itu semua adalah cerminan perbedaan antara negara sekuler buatan dan negara Khilafah yang akan segera tegak dengan izin Allah SWT. Negara Khilafah inilah yang akan menghapus keberadaan rezim-rezim normalisasi, serta melenyapkan entitas Yahudi yang sudah rapuh dan membebaskan dunia dari kejahatannya.”
Kemudian press release itu ditutup dengan mengutip firman Allah SWT:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَن يَتَوَلَّهُم مِّنكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ * فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَائِرَةٌ فَعَسَى اللَّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُوا عَلَى مَا أَسَرُّوا فِي أَنفُسِهِمْ نَادِمِينَ﴾
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana”. Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” (TQS. Al-Māidah [] : 51-52).
Sumber: pal-tahrir.info, 25/5/2022.