Hizbut Tahrir: Pembantaian Ariha Adalah Salah Satu dari Serangkaian Episode untuk Menaklukkan Rakyat Syam

Mediaumat.id – Pada hari Rabu (20/10/2021), sedikitnya 10 warga sipil meninggal, dan lebih dari 30 lainnya luka-luka, termasuk anak-anak, akibat penembakan artileri oleh pasukan tiran Syam (Suriah) di kota Ariha di pedesaan Idlib, yang terletak di zona de-eskalasi, utara negara itu.

Insiden tersebut langsung ditanggapi oleh Hizbut Tahrir di Wilayah Suriah, dengan dikeluarkan press release, no. 1/1443, tertanggal 20 Oktober 2021/13 Rabi’ul Awal 1443, yang dibacakan oleh Ahmad Abdul Wahab, Kepala Kantor Media Hizbut Tahrir di Wilayah Suriah.

Hizbut Tahrir menganggap insiden pembantaian itu sebagai salah satu dari serangkaian episude untuk menaklukkan rakyat Syam agar tunduk dan menerima solusi politik Amerika, “Meski pembantaian baru sedang dilakukan di depan mata dan telinga dunia, namun seolah-olah tidak ada yang terjadi. Ini karena semua orang terlibat dalam kejahatan yang bertujuan untuk mengaborsi revolusi Syam dengan menhancurkan kehendak rakyatnya, dan menundukkan mereka pada solusi politik Amerika,” jelasnya.

Padahal dua hari sebelum insiuden itu, Komite Konstitusi telah mengadakan pertemuan untuk menyusun konstitusi yang menjamin sekulerisme negara, “Pembantaian yang dilakukan hanya dua hari setelah pertemuan Komite Konstitusi, yang sedang mengerjakan penyusunan konstitusi untuk menjamin sekularisme negara, dan mengebiri hukum-hukum Islam dari negara dan pemerintah,” ungkapnya.

Menurut Hizbut Tahrir, Komite Konstitusi yang telah merumuskan pasal-pasalnya hanya untuk alat kepentingan Barat dan antek-anteknya adalah yang harus memikul tanggung jawabnya, “Komite konstitusional yang telah mengambil keputusannya sendiri, maka ia yang bertanggung jawab atas dikeluarkannya sertifikat kematian revolusi, dan atas berita duka pengorbanan rakyatnya di bawah nama konstitusi, dimana pasal-pasalnya dirumuskan sebagai alat Barat dan antek-anteknya,” jelasnya.

Hizbut Tahrir melihat diamnya para pemimpin Syam atas insiden pembantaian ini karena mereka adalah para pemimpin boneka yang tidak memiliki kehendak dan keputusan apa-apa, “Pembantaian yang dengan jelas menyatakan kepada semua orang bahwa darah rakyat Syam menjadi begitu murahnya setelah para pemimpin Syam menguasai leher rakyat Syam, namun mereka tunduk, patuh, dan hanya bergantung, tidak memiliki keputusan dan kehendak, mereka hanya melaksanakan apa yang diperintahkan tuannya kepada mereka, sehingga mereka berdiri diam seribu bahasa di depan pembantaian dan pemutilasian,” ungkapnya.

Terakhir, Hizbut Tahrir menyeru kaum Muslim untuk mewujudkan sesutau yang setimpal dengan besarnya pengorbanan, dan yang mampu membalas atas darah kaum Muslim yang ditumpahkan, yaitu tegaknya Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, “Sungguh, betapa besarnya pengorbanan yang sudah Anda berikan, dan betapa besarnya penderitaan yang telah Anda tanggung. Untuk itu, jangan biarkan sekelompok pemimpin faksi mempermainkan takdirmu, atau memperdagangkan pengorbananmu, karena siapa pun yang telah mampu memberontak melawan tiran Syam, maka ia akan mampu pula untuk memberontak melawan sisa tiran sampai ia mencapai apa yang setara dengan besarnya pengorbanannya, dan tidak ada yang setara dengan besarnya pengorbanan itu, kecuali Khilafah Rasyidah ‘ala minhājin nubuwah, yang diridhai oleh penduduk langit dan bumi, kemudian dengannya semua darah kaum Muslim akan dibalaskan, dan para penindas akan dilupakan oleh bisikan setan. “Dan orang-orang yang zalim kelak akan tahu ke tampat mana mereka akan kembali.” (TQS. Asy-Syu’ara [] : 227), serunya. [Muhammab Bajuri]

 

Share artikel ini: