Hizbut Tahrir Beberkan Tiga Cara Barat Cengkeram Dunia Islam

Mediaumat.id – Selain menyampaikan hasil pemantauan hilal Ramadhan 1444 H yang karena tidak terbukti terlihat maka hari pertama puasa jatuh pada Kamis (23/3), Direktur Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir (HT) mengungkapkan terdapat tiga cara negara-negara Barat dalam hal memperkuat cengkeraman atas negeri kaum Muslim.

“Cara Barat memperketat cengkeramannya terhadap negeri-negeri kaum Muslim adalah dengan berfokus pada tiga elemen,” ujar Direktur Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir Shalahuddin ‘Adhadah, dalam pers rilis Pengumuman Hasil Monitoring Hilal Ramadhan al-Mubarak 1444 H, Selasa (21/3/2023) di Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir.

Pertama, menyerahkan kekuasaan kepada para agen. Kedua, mengokohkan kebijakan sekularisme yakni memisahkan agama dari kehidupan. Ketiga, merusak peradilan berikut mereka yang menjalankan perintahnya.

Tak ayal, umat pun menjadi ‘tawanan’ kepentingan-kepentingan Barat. Terutama kaum Muslim yang kondisinya tak jauh dari pemandangan ini. “Mereka (kaum Muslim) adalah orang pertama yang terpengaruh oleh sihir ekonomi, politik dan keamanan Barat,” kata ‘Adhadah.

Pasalnya sebagaimana diketahui, negeri-negeri kaum Muslim merupakan ‘terkaya’ dan berada di salah satu lokasi terpenting.

Karenanya sekali lagi, untuk bisa mencengkeram lebih kuat di antaranya mereka lantas mendudukkan para penguasa di negeri-negeri Muslim yang menurut ‘Adhadah, tidak di atas kelurusan. “Mereka adalah agen negara-negara besar kapitalis Barat, dan target perhitungan geopolitiknya,” jelasnya.

Meski demikian, kondisi dan serangan yang dilakukan oleh Barat terhadap Islam dan negeri-negeri Muslim, justru meningkatkan keyakinan kaum Muslim terhadap Islam sebagai jalan hidup yang terbaik.

Tak hanya itu, umat Islam menjadi semakin sadar bahwa saat ini masih dalam keadaan terjajah dan dipenuhi kehinaan semenjak khilafah dihancurkan serta dicabik-cabiknya wilayah kaum Muslim.

“Karenanya, khilafah hari ini menjadi opini umum di tengah kaum Muslim, bahkan mereka menganggap bahwa persatuan negeri mereka dalam satu negara adalah kemaslahatan terpenting dari kemaslahatan mereka hari ini,” tegasnya.

Namun, terlepas dari fakta semakin dekatnya umat dengan gagasan penerapan syariah, lanjut ‘Adhadah, mereka masih bingung dalam mencari jalan yang bakal mengantarkan ke tujuan ini.

Dengan kata lain, umat belum terbimbing kepada perlunya keteguhan dalam berpegang pada manhaj kenabian untuk mengembalikan al-khilafah. “Perkara (khilafah) ini tidak disadari oleh rakyat sendiri selama mereka tidak dibina secara kolektif,” tuturnya.

Makanya, ia menyeru kepada segenap kaum Muslim pemilik mimbar dan posisi. “Anda semua, para profesional media, ulama, influencer, pemilik situs web dan platform, serta penanggung jawab tempat pertemuan dan gedung, Anda telah menerima tanggung jawab untuk ‘memberi tahu umat tentang masalah-masalah prioritas’ ini,” serunya.

Berikutnya ia juga mengimbau, agar bagian-bagian dari umat Islam yang telah memahami pentingnya khilafah, untuk segera mengambil ide ini. “Tidak ada prioritas hari ini yang lebih penting bagi umat Islam daripada masalah mengembalikan al-khilafah, karena ia merupakan induk dari semua (penyelesaian) masalah,” urainya.

Kepada kaum Muslim yang dimampukan untuk mewujudkan perubahan pun demikian. “Mengapa Anda mundur dari menolong agama Allah, apakah Anda takut kepada para penguasa Anda? Apakah Anda tidak melihat bagaimana mereka berjalan seperti hewan ternak peliharaan setiap kali mereka mengunjungi salah seorang penguasa negara Barat kafir penjajah?” serunya.

Umat Terbaik

Sebagaimana dipahami, kaum Muslim sesungguhnya adalah umat terbaik yang telah dilahirkan untuk umat manusia. Sehingga tidak pantas diperintah oleh semisal ruwaibidhah, yang berarti orang bodoh yang turut campur dalam urusan masyarakat luas.

Ataukah, lanjut ‘Adhadah, umat merasa takut kepada penjajah kafir Barat yang setiap kali krisis menimpa, mereka terhuyung-huyung? Sebutlah dampak dari pandemi Covid-19, pendudukan Kongres AS, Perang Rusia-Ukraina, hingga kebangkrutan bank-bank Amerika.

“Setiap kali Barat terkena krisis, kelemahannya terungkap, dan masyarakatnya mulai diganggu oleh ketakutan akan kekacauan, dikarenakan parahnya individualisme mereka,” terangnya.

Lantaran itu, ‘Adhadah berpesan, agar kaum Muslim tak membiarkan bulan Ramadhan tahun ini berlalu kecuali telah memberi pertolongan kepada proyek penegakan al-Khilafah ar-Rasyidah kedua yang mengikuti manhaj kenabian.

Sehingga hal ini sekaligus menjadikan kegembiraan kaum Muslim di hari Raya Idul Fitri dan merayakan datangnya pertolongan yang telah dijanjikan. “Posisi Anda di tengah kaum Muslim seperti posisi para pembesar kaum Anshar dari penduduk Madinah al-Munawarah ridhwanullah ‘alayhim,” sebutnya, yang berarti umat siap untuk mengorbankan diri mereka demi Islam.

Untuk bisa ke sana, papar ‘Adhadah, HT telah menggariskan sebuah proyek penegakan kembali al-khilafah untuk menjadi peta jalan yang terperinci. “Jadi tidak tersisa kecuali tinggal Anda harus memenuhi apa yang kami seru Anda untuk mewujudkannya. Ingatlah Allah, ingatlah Allah, wahai ahlul quwah wal man’ah. Ingatlah Allah, ingatlah Allah, dengan Islam dan kaum Muslim,” pungkasnya.[] Zainul Krian

Share artikel ini: