Mediaumat.info – Istilah ‘Timur Tengah baru’ yang digunakan Perdana Menteri entitas penjajah Zionis Yahudi Benjamin Netanyahu dalam forum internasional dengan menunjukkan peta Israel dan kawasan sekitarnya yang menghilangkan Palestina dinilai Pengamat Hubungan Internasional Budi Mulyana memang itu sesuai dengan niat mereka untuk mendirikan negara Yahudi dengan teritori mulai dari Sungai Efrat hingga Sungai Nil.
“Sebenarnya kalau kita memahami sejarah ya, kemunculan entitas Yahudi ini mereka memang sudah meniatkan membuat apa yang disebut sebagai Jewish state, negara Yahudi itu dengan wilayah sebagaimana yang mereka tunjukkan dalam bendera mereka gitu, ada bintang David kemudian ada dua garis biru di ujung-ujungnya itu,” ujarnya dalam Kabar Petang: Jahat! Israel Bikin Peta Baru, Palestina Dihilangkan, Rabu (16/10/2024) di kanal YouTubu Khilafah News.
Budi membeberkan, dua garis biru dalam bendera Yahudi itu adalah penanda batas wilayah yang disebut sebagai Israel Raya, yaitu Sungai Nil sampai Sungai Efrat. Artinya, wilayah teritorial yang memang dikehendaki entitas penjajah Yahudi tersebut seluas Sungai nil yang ada di wilayah Mesir sampai Sungai Erat yang ada di wilayah Irak saat ini.
Budi melihat, bahwa saat ini entitas penjajah Yahudi ini baru menguasai wilayah yang mereka ambil alih dari Palestina, itu adalah baru sebagian kecil dari cita-cita mereka. Dan tentu Zionis Yahudi akan terus mempropagandakan tujuan akhir mereka yakni penguasaan tidak hanya sekadar wilayah Palestina tetapi juga wilayah-wilayah yang mereka klaim seperti di dalam bendera yang mereka buat itu.
Masalahnya, kata Budi, apakah umat Islam menyadari dan memahami akan maksud dari Zionis tersebut? Padahal sebenarnya ini adalah suatu hal yang sudah sangat nyata di depan mata.
Budi mempertanyakan level kesadaran dunia Islam yang sedemikian rendahnya. Padahal sudah nyata-nyata dijajah, dikuasai, dikangkangi dengan nilai-nilai Barat, tetapi perlawanan terhadap apa yang dilakukan oleh Zionis Yahudi dan Amerika Serikat ini tidak pernah muncul.
“Sudah sedemikian rendah tingkat kesadaran politik dunia Islam khususnya di kawasan (Arab). Terlebih juga memang penguasa-penguasa di sana sangat membebek dengan kepentingan Amerika Serikat, maka ini suatu hal yang sangat sangat-sangat memprihatinkan,” pungkas Budi. [] Agung Sumartono
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat