Rabu, 9 Oktober 2019, ba’da sholat isya bertempat di Majlis Dzikir Thoriqul Iman, Babakan Madang Pimpinan Ustadz Abdurrahman, diadakan Multaqo Ulama ahlus sunnah waljamaah yang masih mengambil momentum tahun baru 1441Hijriyah.
Acara diawali dengan pembacaan ratib, dan shalawat dipimpin oleh Kyai Ijum Koswara, Pimpinan Majlis Syamsu Dhuha, sekaligus mewakili shohibul bayt. Beliau juga menyampaikan terima kasih dengan kehadiran para kyai, assatidz dan jamaah dalam multaqo untuk menyamakan sikap dalam kondisi umat saat ini
Pada pertemuan tersebut hadir para tokoh masyarakat diantaranya H. Husein tokoh masyarakat wangun yang mengajak rekan sesama tokoh masyarakat seperti H. Ibad, H. Kurdi, H. Anaf dan Ust. Nurdin dari Wangun 1 Gn. Pancar. Kemudian dari kalangan ulama seperti Kiyai Hidin , KH. Mukmin, Kyai Iding, Ust. Adeng dan Ust. Sudin yang datang dari wilayah Cimandala serta Cisadon bersama sekitar 20 jamaah yang ikut menghadiri acara tersebut.
Pembicara pertama Kyai Usman Kamaludin Pimpinan Pondok Pesantren Attajuriyu Citeureup. Beliau menyampaikan pentingnya umat Islam berjuang menerapkan syariat Islam secara Kaffah
“Umat Islam wajib menerapkan syariat Islam untuk mengatur kehidupannya serta memperjuangkan penegakan syariah dan khilafah” tegasnya
Melanjutkan pembicaraan yang sudah mulai hangat, Al Mukaram Shohibul Fadhilah Kyai AA Syamri Pimpinan Majlis Pancaran Amal yang secara khusus diundang tidak hanya oleh shohibul bayt, namun juga oleh masyarakat sekitar yang mengikuti acara dari luar majlis.
Beliau mengawali dengan ungkapan agung : “MAN ‘Arafa Nafsahu, Faqad Arafa Rabbahu. Siapa yang mengenal dirinya, maka akan mengenal Rabb-nya”, sampai kepada definisi islam dari Al ‘Alamah Syaikh Taqiyuddin An Nabhani serta hakikat penyembahan sepenuhnya kepada Robb manusia sehingga membebaskan manusia dari penyembahan kepada makhluk yang semua itu ditunjukkan dengan ketundukkan kepada syariat Allah SWT.
Beliau juga menyinggung betapa Indonesia ini bukan mengalami peningkatan kesejahteraan malah sebaliknya kezaliman terjadi dimana-mana, persekusi para ulama, dan munculnya upaya disintegrasi Papua, serta yang terbaru pembantaian warga muslim seperti genosida, juga membongkar kebobrokan program BPJS yang menyengsarakan masyarakat.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan sikap yang dibacakan oleh Almukarom Ust. Jana Sujana SPd.I.[]
Sumber: shautululama.co