Mediaumat.info – Ada orang yang saking ragunya dengan hasil hitung cepat (quick count) pemilu presiden (pilpres) 2024 dari berbagai lembaga survei sampai mengatakan jangan-jangan hitung cepat itu enggak ada sampelnya.
“Ada orang yang sampai saking ragunya, jangan-jangan (hitung cepat) itu enggak ada sampelnya,” ungkap Dosen sekaligus Peneliti Statistika Kuantitatif Universitas IPB Dr. Kusman Sadik dalam Fokus: Utak-Atik Angka Pilpres 2024, Mungkinkah? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (18/2/2024).
Pasalnya, meski secara metodologi benar, sebagaimana ia baca, tetapi realitas pelaksanaan dari proses sampling misalnya, belum terbuka. Maka tak heran, ada pula pihak yang menyebut tampilan persentase hitung cepat sekadar utak-atik angka belaka.
Artinya meski pengambilan sampel terhadap 2 ribu tempat pemungutan suara (TPS) dari 830 ribu sekian TPS pada setiap tahapannya, atau biasa disebut multistage sampling, secara normatif akurasinya memang bisa di bawah satu persen batas kesalahan atau tingkat margin of error-nya, namun kemudian muncul pertanyaan yang harus dijawab seputar TPS mana saja yang disampling.
“Yang dua ribu itu yang mana TPS-nya?” lontarnya, yang juga berarti semua keraguan terhadap hasil hitung cepat baru bisa terjawab kalau lembaga-lembaga survei bersedia membuka data dimaksud.
Namun dengan alasan kerahasiaan data, belum ada komentar dari mereka. Padahal, ketika publik mempersoalkan mestinya mereka bertanggung jawab. “Mestinya mereka bertanggung jawab soal itu karena mereka sedang membangun tentang opini publik,” tegasnya.
Atau, kata Kusman Sadik menambahkan, setidaknya ada suatu badan semisal perguruan tinggi yang bisa serta diizinkan mengaudit lembaga-lembaga survei untuk hitung cepat dimaksud.
Lantas dari hal itu diharapkan muncul kembali kepercayaan publik terhadap berbagai lembaga survei berikut aktivitas yang selama ini dilakukan. “Sehingga muncul kepercayaan bahwa memang dari aspek survei yang dilakukan itu benar,” pungkasnya. [] Zainul Krian