Mediaumat.info – Pengamat Politik Internasional Geopolitical Institute Hasbi Aswar, Ph.D. mengatakan penggunaan sipil termasuk fasilitas-fasilitas sipil, memblokade, menciptakan politik atau strategi melaparkan masyarakat untuk memenangkan perang ini sebenarnya strategi yang licik sekali.
“Menggunakan sipil sebagai termasuk fasilitas-fasilitas sipil, memblokade, menciptakan politik atau strategi melaparkan masyarakat untuk memenangkan perang ini sebenarnya strategi yang licik sekali,” tuturnya dalam Kabar Petang: Keji! Selain Rudal, Zionis Gunakan Kelaparan Sebagai Senjata, Rabu (28/2/2024) di kanal YouTube Khilafah News.
“Karena akhirnya yang menjadi korban, sipil dalam peperangan itu,” tegasnya.
Menurut Hasbi, pada prinsipnya peperangan itu sebenarnya aktivitas politik yang seharusnya hanya melibatkan orang-orang yang memiliki kepentingan di situ yaitu kelompok militer dengan militer dan seharusnya sipil itu mendapatkan kekebalan penuh di dalam peperangan.
“Ternyata tidak terjadi di Gaza sejak perang 7 Oktober, yang terjadi malah adalah Zionis Israel itu melakukan berbagai macam strategi untuk mencari kemenangan melawan Hamas atau melawan para mujahidin yang ada di Palestina,” bebernya.
Ia menilai, kemenangan itu sampai sekarang belum juga terwujud. “Nah karenanya ingin menggunakan istilah membabi buta dan frustrasi,” sebutnya.
Rasa frustasi itu, ujarnya, disebabkan tidak mampu membersihkan atau tidak mampu mengalahkan Hamas dengan cepat termasuk para mujahidin di sana.
“Di sana bukan hanya Hamas, ada kelompok Jihad Islam. Bahkan ada Brigade al-Quds dan sebagainya. Mereka berkoordinasi dan ternyata itu tidak bisa membuat, tidak bisa menjadikan Israel menang melawan para mujahidin tersebut,” ulasnya.
Menurutnya, salah satunya yang Zionis lakukan adalah dengan cara melakukan politik itu, jadi nampaknya ada upaya Zionis untuk melemahkan mental para pejuang para mujahidin dengan cara menyerang sipil.
Bahkan, lanjut Hasbi, Zionis bukan hanya menyerang sipil sebenarnya, namun juga menyerang keluarga-keluarga para mujahidin.
“Itu sebenarnya, tujuannya adalah untuk melemahkan mental moral perjuangan kaum mujahidin sehingga mereka berhenti untuk berperang melawan Israel dan sehingga Israel menang,” cetusnya.
Nah, strategi mereka itu, ungkapnya sambil meyakinkan, tidak akan bisa dimenangkan Israel, tidak akan bisa memenangkan perang tersebut.
“Para mujahidin itu didukung penuh oleh warga Palestina, dan warga Palestina itu sudah mewakafkan diri mereka untuk perjuangan melawan penjajah Zionis Israel,” pungkasnya. [] Muhammad Nur