Mediaumat.info – Direktur Siyasah Institute Iwan Januar menyatakan Peringatan Hari Santri 22 Oktober 2024 harusnya menjadi momentum pembangkit energi bagi kaum Muslim untuk memperbaiki negeri.
“Kita berharap bahwa peringatan Hari Santri justru bisa menjadi pembangkit energi bagi kaum Muslimin untuk memperbaiki negeri,” ujarnya kepada media-umat.info, Selasa (22/10/2024).
Menurutnya, dikarenakan pijakan penetapannya adalah Fatwa Resolusi Jihad yang diserukan oleh KH Hasyim Asy’ari di Surabaya pada 21-22 Oktober 1945, maka peringatan Hari Santri ini juga harus bisa menghadirkan ibrah (insight) pada para santri bahwa kehidupan mereka bukanlah kehidupan yang terisolasi dari urusan masyarakat.
Ringkasnya, Resolusi Jihad yang dibuat oleh Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari adalah contoh bahwa seorang alim pun punya kewajiban bergerak dalam perjuangan menegakkan dan meninggikan Islam bersama umat.
Sebagaimana diketahui bersama, kitab-kitab keislaman yang dikaji di banyak pondok pesantren pada dasarnya adalah untuk menjadi solusi yang benar dan layak bagi umat. “Kitab-kitab keislaman yang dikaji di pondok-pondok pesantren bukanlah kitab ’mati’ yang selesai bila telah khatam pengkajiannya,” sebut Iwan.
Pun dengan jihad fii sabilillah yang menjadi amat penting bagi para santri untuk memahami dan turut menyadarkan umat bahwa perkara tersebut adalah bagian dari ajaran Islam. “(Bab) fikih jihad bertebaran di seluruh kitab-kitab mu’tabar mulai dari Kifayatul Akhyar hingga Al-Umm,” ungkap Iwan.
Sebab itu pula, para santri dan kaum alim wajib memiliki semangat perjuangan dan perlawanan terhadap anasir asing yang menimpakan mudharat pada umat.
Dengan kata lain, para santri dan kaum alim harus bisa melihat bermacam kerusakan yang menimpa umat, semisal perzinaan yang makin merebak, muamalah ribawi ala kapitalisme, hingga sumber daya alam yang tengah dikuasai dan hanya dinikmati asing, aseng atau lokal.
Walau eranya berbeda dengan masa lalu, kata Iwan lebih lanjut, para santri dan kaum alim saat ini harus senantiasa menggerakkan dakwah, menyadarkan umat dari bahaya pemikiran-pemikiran dan peraturan asing yang bertentangan dengan ajaran Islam.
“Para santri wajib mendakwahkan Islam ke tengah umat, dan menyatakan bahwa hanya Islam solusi terbaik untuk berbagai persoalan di negeri ini,” tuturnya.
Pasalnya, para ulama yang menjadi bagian dari peletak dasar negeri ini saja sudah terlebih dahulu mengobarkan semangat jihad yang luar biasa demi membebaskan negeri dari ancaman penjajahan Barat.
Untuk itu, agar tak sekadar menjadi seremonial yang meluapkan kesenangan hampa, umat khususnya para santri harus mampu memahami bahwa mereka bukanlah rahib yang menjalani kehidupan dengan lebih banyak berdoa dan merenung.
“Para santri dan para asatidz bukanlah rahib yang hanya sibuk dengan urusan ritual ibadah, tidak mau terlibat membahas urusan umat,” jelasnya.
Namun untuk hari ini, kembali Iwan menegaskan, penjajahan pemikiran, budaya dan ideologi yang datang dari Baratlah yang wajib dilawan oleh para santri dengan semisal melalui resolusi penerapan Islam untuk menyelamatkan negeri.
“Saat ini, sudah waktunya mengeluarkan Resolusi Islam untuk selamat negeri. Karena, memang tak ada jalan keluar terbaik melainkan dengan penerapan Islam di seantero bumi,” pungkasnya. [] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat