Hari Ini Untuk Anda, Sedang Besok Untuk Pemerintahan Islam dan Kita

Umat ​​Islam telah berhari-hari dan bahkan bertahun-tahun melewati masa di mana mereka dibakar oleh rasa sakit akibat banyaknya malapetaka yang menimpa mereka. Malapetaka yang pertama dan terbesar adalah ketidakhadiran Islam sebagai sistem kehidupan yang mengatur urusan hidup mereka. Kemudian  mereka berubah dari penguasa bangsa menjadi anak yatim di tengah pesta, yakni menjadi lemah yang berharap belas kasih semata. Bahkan bukan hanya itu, tetapi malapetaka dan pembantaian terus berlanjut dan silih berganti, seolah-olah masalahnya adalah serangkaian kesengsaraan yang saling berhubungan. Sungguh mereka telah kehilangan perisai pelindung yang menjaga dan melindunginya, mereka telah kehilangan khalifah yang menerapkan Islam sebagai sistem kehidupan, sehingga hidup mereka diselimuti berbagai kesulitan dan bencana.

Kondisi yang tengah dialami oleh kaum Muslim ini menyeru dengan kuat untuk berpikir cemerlang. Kondisi ini juga perlu dihubungkan dan ditemukannya solusi yang tepat. Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallama memberi tahu kita tentang kondisi yang kita alami, di mana beliau bersabda:

«لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً، فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا، وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ»

Sungguh ikatan Islam akan terurai simpul demi simpul. Setiap satu simpul terurai maka manusia akan bergantungan pada simpul berikutnya. Yang pertama kali terurai adalah masalah hukum pemerintahan dan yang paling akhir adalah solat.” (HR Ahmad).

Dengan demikian bahwa yang pertama terurai (lepas) adalah simpul pemerintahan. Sehingga tiada pemerintahan yang menerapkan hukum yang diturunkan oleh Allah subhānahu wa ta’āla. Meskipun orang-orang mengerti musibah besar ini, namun mereka tidak mampu mengembalikan keadaan pada yang seharusnya, baik karena banyaknya orang yang mengabaikannya, atau karena tidak adanya kejelasan cara yang sesuai syariah untuk melestarikan penerapan hukum Allah, hingga mereka dan kaum Muslim diam, dan ridha dengan kondisi dan kenyataan ini. Mereka menganggapnya sebagai kondisi yang tak terhindarkan, dan mereka tidak berkemampuan untuk mengubahnya. Akibatnya, semangat perubahan dalam jiwa mereka yang beriman kepada Allah subhānahu wa ta’āla ikut mati. Bahkan kaum Muslim yang bodoh, yaitu mereka yang mengikuti musuh-musuh agama justru menyerukan untuk menerima kondisi ini sebagai kenyataan yang tak terhindarkan. Kemudian setelah kaum kafir Barat menyadari bahwa kekuatan kita ada dalam keyakinan (akidah) kita, maka mereka bekerja keras dalam memeranginya dengan segala cara dan metode. Untuk itu, mereka merekrut pasukan tentara untuk mendistorsi kepercayaan (akidah) kaum Muslim, dan mencampuradukkan dengan kepercayaan mereka yang rusak, dan tidak bermanfaat sama sekali. Dalam hal ini, upaya mereka bertentangan dengan apa yang mereka serukan, yaitu kebebasan beragama dan berkeyakinan, namun demi mencapai tujuan mereka, maka hal ini mereka lakukan. Sungguh sangat disayangkan, mereka berhasil dan mendapatkan apa yang mereka inginkan dalam pertempuran kotor ini, sehingga ada banyak dari generasi kita yang menjadi corong-corong mereka, kaum kafir Barat, yang ikut menyerukan dan menyanyikan agar kita mengikuti peradaban dan budaya kaum kafir Barat, mereka mempromosikan semua itu sebagai jalam menuju keselamatan dari kondisi menyedihkan ini!

Sesungguhnya kondisi ini tidak seperti yang direncanakan dan diperkirakan oleh manusia, melainkan ia  menurut ketentuan Tuhan Pencipta Yang Mahabijaksana, Allah subhānahu wa ta’āla. Sungguh telah keluar dari reruntuhan umat ini, orang-orang yang tulus ikhlas dan sadar akan apa yang diperintahkan kepada mereka, dan mereka memutuskan untuk mengubah kondisi sesuai dengan apa yang disukai dan diridhai oleh Tuhan kita, Allah subhānahu wa ta’āla. Untuk itu, mereka memobilisasi banyak orang yang dapat mereka lakukan, hingga orang-orang tulus ikhlas ini dapa meningkatkan kesadaran umat yang terhormat ini dengan alasan kesulitan yang menimpanya. Akan tetapi hal ini membuat jengkel kaum kafir kolonial, dan membuat mereka marah, karenanya mereka bersiap memerangi dan menghabisi umat dengan seluruh kekuatan mereka, agar generasi umat ini tunduk pada mereka seperti budak. Mereka telah melampaui semua batasan (aturan), menggunakan segala cara, dan memanfaatkan semua peristiwa untuk kepentingan dan pelayanan bagi semua tujuan kotor mereka. Kemudian mereka dengan bebas melepaskan setiap orang sakit yang memusuhi Islam dan kaum Muslim, hingga kerusakan demi kerusakan membinasakan negeri-negeri kita. Kemudian muncul di tengah-tengah kita berbagai organisasi dan lembaga yang menyerukan pada modernitas dan pelemahan hukum Islam atas nama perkembangan dan peradaban, juga muncul orang-orang jahat yang menyerukan untuk meninggalkan Islam dan membuangnya, sebab untuk saat ini, Islam sudah tidak cocok lagi, dan seruan-seruan sesat lainnya kepada generasi umat yang terhormat ini.

Kemudian, setelah mereka menjauhkan Islam dari penerapan dalam semua aspek kehidupan kita, mereka melihat kerumunan orang yang datang menghadap Tuhannya, yang dengan tunduk mereka berdoa dan mendirikan shalat di rumah-rumah Allah. Melihat itu mereka sengaja dan bersungguh-sungguh untuk menutupnya dengan alasan yang lemah yang sama sekali tidak ada hujjah (dalil) berdasarkan hukum yang Allah turunkan. Untuk itu mereka secara sengaja memobilisasi orang-orang sesat di antara generasi kita, untuk dijadikan sebagai corong-corong setan di atas mimbar yang bertugas mendistorsi ajaran agama kita, agar sejalan dengan keinginan kaum kafir Barat dan antek-anteknya, seolah-olah semua perkara terserah mereka untuk memutuskan semua urusan terkait agama kita! Hingga akhirnya kesempatan itu datang pada mereka di atas piring perak. Maka tidak lama setelah dunia diserang virus Corona, kaum kafir Barat dan antek-anteknya mengeksploitasi kondisi ini untuk menyerang kaum Muslim di benteng terakhir mereka. Mereka menutup rumah-rumah Allah tanpa peduli tentang sesuatu apapun. Mereka melepaskan orang-orang upahan mereka untuk membenarkan masalah ini, dan mengkriminalisasi siapa saja yang menentangnya, bahkan mereka menggambarkan orang-orang yang menentangnya dengan sifat-sifat yang tidak akan keluar kecuali dari musuh-musuh agama ini. Mereka tidak tahu bahwa apa yang mereka lakukan ini adalah paku terakhir di peti mati mereka.

Sungguh sulit sekali dan mustahil, mereka mendapatkan apa yang diinginkannya, karena urusan mereka telah terbongkar, panen mereka gagal dan sia-sia. Sebab telah nyata bagi umat yang tulus ikhlas siapa itu musuh. Generasi kita telah tahu tentang orang-orang yang mengambil agama mereka sedangkan mereka puas. Juga kita tahu bahwa Allah bersama kita dan pasti menolong kita. Dan kita tahu bahwa siapa pun yang melanggar batas-batas (ketentuan hukum) Allah, maka balasan baginya adalah kehinaan di dunia, dan siksaan yang berat di akhirat. Sungguh, kita semua yakin bahwa Allah akan mengekspos mereka, dan mereka akan pulang kembali dengan kekecewaan, serta dengan kepala mereka yang tertunduk malu. Ingat, bahwa rumah-rumah Allah adalah tempat terbersih di atas hamparan bumi ini, serta tempat paling aman dan damai bagi para perintisnya. Dengan demikian, mereka telah salah sasaran dengan apa yang mereka lakukan, akibatnya semua upaya mereka menjadi sia-sia.

Jadi tunggulah, wahai musuh-musuh agama, siksaan Allah dalam waktu dekat. Tunggulah konsekuensi dari kejahatan Anda, dan rencana Anda terhadap agama ini. Sungguh sudah tampak terang benerang kabar gembira (busyra) dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama, bahwa dengannya kita akan mulai tahap baru, di mana kita akan mengembalikan pemerintahan yang menerapkan hukum Allah di muka bumi, lalu apa yang Anda dan setan-setan (para pemimpin) Anda akan lakukan? [Dr. Maher Saleh]

Sumber: hizb-ut-tahrir.info, 7/5/2020.

Share artikel ini:

View Comments (1)