Mediaumat.id – Aksi mogok produksi pengrajin tahu dan tempe di Jabodetabek pada 21-23 Februari 2022 lalu karena lonjakan harga kedelai yang tak terkendali, dinilai menjadi bukti kebohongan janji swasembada pangan Jokowi saat kampanye.
“Bila ini dikaitkan dengan janji kampanye, maka patut diduga realitas tidak tercapainya swasembada pangan adalah kebohongan semata,” ujar Pengamat Politik Islam dan Militer Riyan kepada Mediaumat.id, Sabtu (26/2/2022).
Menurut Riyan, ini menunjukkan ketidakseriusan rezim ini dalam melakukan kebijakan pangan, khususnya terkait dengan kedelai.
Selain itu, Riyan membeberkan janji kosong Jokowi lainnya yang semuanya tak terbukti. Yang kelihatan saat ini adalah menjanjikan pertumbuhan ekonomi akan meroket. Tapi faktanya pertumbuhan ekonomi malah menurun. Kemudian janji proyek kereta cepat Cina Jakarta-Bandung tidak akan membebani APBN, pada faktanya sekarang dibebankan ke APBN, artinya membebani rakyat.
Riyan menambahkan, ketika membuat kebijakan pindah ibu kota, katanya tidak membebani APBN (konon hanya kurang lebih 19 %), faktanya yang dibebankan APBN saat ini konon mencapai 53 %. Lalu ketika menyatakan rindu didemo mahasiswa dan rakyat, faktanya didemo rakyat terkait penistaan agama oleh kroninya atau karena protes RUU Ciptaker Omnibus Law, maka Presiden malah kabur tanpa rasa malu.
Riyan mengatakan, rezim yang tidak kompeten dan banyak melakukan kebohongan dalam Islam disebut ruwaibidhah. “Harus dikoreksi, bila tidak kembali ke jalan yang lurus, harus digantikan dengan yang lebih baik,” pungkasnya.[] Agung Sumartono