Mediaumat.info – Tentang kondisi dunia Islam di tahun 2024, Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) berharap betapa umat di tahun 2025 harus menyadari kembali bahwa tidak ada kemuliaan tanpa Islam.
“Puncaknya tentu saja adalah ketika umat Islam itu menyadari sesungguhnya bahwa tidak ada kemuliaan kecuali dengan Islam,” ujarnya dalam Focus to The Point: Refleksi Dunia Islam, Senin (6/1/12025) di kanal YouTube UIY Official.
Menurutnya, kesadaran tersebut penting bagi umat sebagai faktor kebangkitan, untuk kemudian menunjukkan kembali identitas mereka sebagai Muslim sejati.
Tengoklah kondisi Palestina yang tak banyak berubah hingga saat ini, bahkan semakin memilukan bagi siapa pun yang melihatnya. Ketegangan makin meningkat di seluruh wilayah Palestina yang diduduki akibat genosida yang dilakukan Zionis Yahudi di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.800 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.
Tak hanya itu, dilansir www.aa.com, pada 28 April 2024 saja, Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS) mencatat lebih dari 50 persen bangunan di Jalur Gaza hancur dan 360.000 bangunan di Gaza rusak sebagian atau hancur. Sebanyak 25.000 bangunan lainnya di wilayah itu mengalami kerusakan parah atau hancur dan 305 sekolah atau universitas hancur.
Berdasarkan data yang menunjukkan adanya kerusakan signifikan pada fasilitas pelayanan kesehatan, 32 rumah sakit tidak dapat beroperasi, 25 rumah sakit rusak akibat serangan rudal dan 649 fasilitas pelayanan kesehatan terkena dampaknya.
Tiga gereja dan 290 masjid hancur, sedangkan 168 bangunan umum rusak.
Sektor pertanian, yang memainkan peran penting dalam Produk Domestik Bruto (PDB) Jalur Gaza, berkontribusi sekitar 11 persen terhadap PDB pada 2022 dan memberikan peluang kerja yang signifikan.
Laporan tersebut mencatat bahwa pertanian menutupi hampir separuh wilayah Gaza dan memperkirakan kerugian harian sebesar USD1,6 juta karena penghentian produksi. Total kerugian melampaui USD180 juta bersama kehancuran infrastruktur pertanian.
Meski begitu, kata UIY lebih lanjut, tidak ada tanda-tanda dari penghancuran serta genosida yang sudah lebih dari setahun itu bakal berhenti atau dihentikan.
Karenanya, ia pun membenarkan bahwa seluruh kerusakan Palestina, terlebih Gaza, adalah buatan dari negara Barat. “Saya kira itu tepat sekali karena Israel tidak akan mungkin melakukan itu semua tanpa dukungan dari negara Barat,” tandas UIY.
Buktinya, selain membiarkan kebrutalan Zionis Yahudi bahkan memasok persenjataan, Barat, terutama Amerika Serikat (AS) dan sekutunya kerap memberikan perlindungan diplomatik dengan melayangkan veto atas resolusi-resolusi Dewan Keamanan PBB dalam upaya penyelesaian konflik di Palestina.
“Itu menunjukkan bahwa ini semua hanya bisa terjadi oleh karena dukungan dari negara Barat,” paparnya lagi.
Terpecah Belah
Apalagi dunia Islam yang saat ini terpecah belah dengan masing-masing penguasa di dalamnya yang tak peduli kepentingan Islam dan negaranya, tetapi cenderung mementingkan kepentingan diri masing-masing.
“Kalau betul untuk negaranya, kenapa Bashar Assad itu rela negaranya hancur begitu rupa?” tanya UIY memisalkan, sembari menegaskan bahwa rezim Assad hanya mementingkan diri dan keluarganya.
Lebih jauh, kelemahan itu tampak nyata di tengah jumlah umat Islam di seluruh dunia hampir dua miliar jiwa, mereka terpecah menjadi lebih dari 50 negara bangsa berikut sekat-sekat nasionalisme.
Untuk itu, UIY menekankan betapa relevan dan tingginya urgensitas persatuan umat, yang dalam hal ini hanya bisa diwujudkan setidaknya karena dua hal.
Pertama, adanya institusi politik yang memang ditetapkan sebagai pemersatu umat yaitu khilafah. Kedua, pemimpin yang memang dipilih atau diwujudkan sebagai pemimpin dari seluruh umat yakni khalifah.
Dengan kata lain, dari puncak kesadaran umat yang menyadari tak ada kemuliaan kecuali dengan Islam sebagaimana disebut sebelumnya, diharapkan berlanjut ke perjuangan menegakkan khilafah ’ala minhaj an-nubuwwah.
Pasalnya, tidak akan ada Islam kecuali dengan penerapan syariat secara kaffah, dan tak akan bisa menerapkan syariat Islam secara kaffah kecuali di bawah naungan khilafah Islam.
Dengan tujuan memelihara agama serta mengatur kehidupan dunia, khilafah memiliki konsep keadilan yang tidak terguncangkan oleh rasa cinta terhadap sesama manusia. Sebab keadilan dimaksud mengacu pada Al-Qur’an, hadits, ijma’ shahabat, dan qiyas syar’iyyah.
Sehingga, dengan jumlah umat Islam yang potensial tersebut, diharapkan nantinya mampu mencerminkan kekuatan yang besar pula. “Kapan itu terjadi? Ketika umat Islam memiliki kesadaran, kesadaran Islam, kesadaran politik Islam,” pungkasnya.[] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat