Hanya Hubungan Yang Berdasarkan Islam Yang Dapat Melindungi Kaum Muslim dari Kerusakan!

Perjuangan kaum Tatar untuk melestarikan bahasa ibu mereka pada program-program pendidikan wajib sekolah mendapat penyelesaiannya dengan keterlibatan Kremlin. Presiden Republik Rustam Minnikhanov menyatakan bahwa solusi yang dicapai untuk mempertahankan bahasa ibu dalam wajib belajar telah dipersingkat menjadi dua jam per minggu. Dengan demikian, pihak berwenang telah keluar dari kebuntuan dengan mengikuti instruksi yang diberikan oleh Vladimir Putin kepada badan pemantau untuk mengamati pelajaran bahasa nasional di sekolah-sekolah Tatarstan.

Namun, melestarikan bahasa tidaklah sama dengan melestarikan identitas, artinya bahwa bahasa itu sendiri tidak ada artinya sama sekali jika tidak melindungi fondasi masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang yang berusaha melindungi identitas orang Tatar harus melihat kembali sejarah bangsanya dan menyadari bahwa titik awal pembangunan adalah memeluk Islam, yang dengannya aspirasi dan rujukan yang benar atas perilaku akan terbentuk. Hal ini berarti bahwa bahasa Tatar membutuhkan perlindungan karena mendukung perlindungan yang berbasis Islam bagi masyarakat Tatar, karena mereka mempelajari agama Islam dalam bahasa ini. Dengan kata lain, untuk melestarikan identitas Tatar, hubungan intelektual yang berdasarkan Islam harus dilestarikan, jika tidak, maka bahasa Tatar akan menjadi basis bagi nasionalisme, yang dengan sendirinya akan menyebabkan penduduk Tatar menjadi rusak dan tidak dapat dikaitkan dengan pembangunan mereka.

Contoh yang jelas dari kerusakan ini adalah Chechnya, dimana bahasa dan adat istiadat mereka dijaga, namun hubungan intelektual yang berdasarkan Islam telah hilang. Kita telah melihat dengan mata kepala kita sendiri bagaimana penduduk Chechnya yang berani dan mencintai kebebasan ini telah berubah menjadi orang-orang yang patuh, meskipun kualitas ini tidak sepadan dengan mentalitas mereka. Semua ini merupakan hasil komitmen terhadap nasionalisme dan Islam di tempatkan sebagai basis yang kedua.

Jadi, dengan menghancurkan fondasi perlawanan yang berdasarkan Aqidah dan kemudian membawa seseorang menjadi presiden republik itu yang membuat rakyat hidup dalam ketakutan, penguasa negara tersebut dapat mengubah mentalitas masyarakat. Banyak rakyat Chechnya yang sampai saat ini tidak dapat menerima bahwa terdapat kekejaman, sikap pengecut dan kualitas lain lainnya yang rendah pada masyarakat mereka. Jadi, apa yang mereka katakan tentang fakta bahwa terdapat kaum homoseksual di penduduk mereka?! Penurunan kualitas ini hanya bisa diakhiri jika hubungan antara anggota masyarakat dibangun di atas aqidah dan bahasa, sementara adat istiadat dapat melengkapi fondasi ini, namun bukan sebaliknya. Penduduk Quraisy sebelum Islam datang juga dikenali karena keberanian dan kebaikan mereka, dan satu contoh dari masa itu adalah Umar ibn al-Khattab ra, yang mengatakan: “Allah memberi kita kehormatan dengan Islam. Jika kita mencari kehormatan melalui hal lain, Allah akan mempermalukan kita lagi. ”

Kembali kepada masalah bahasa, kita bisa mengambil contoh penduduk Rusia; Bahkan penduduk Rusia sekaligus, yang memiliki ikatan keluarga yang kuat dengan kebanggaan dan mereka bersedia melakukan perang tanding untuk mempertahankan kehormatan dan martabat mereka. Artinya, anak-anak dari masyarakat ini memiliki kualitas yang sama yang sekarang hanya dapat kita lihat dalam literatur. Hari ini, terlepas dari ingatan terhadap bahasa Rusia, mereka adalah orang-orang yang berbeda, yang berubah segera setelah mereka meninggalkan fondasi agama Kristen dan berubah lagi di bawah tekanan kapitalisme, di mana keuntungan telah menjadi kriteria dasar atas perilaku, dan hubungan seksual yang tidak normal menjadi hal yang normal. Artinya, bahasa Rusia tidak dapat membantu orang Rusia untuk mempertahankan identitas atau nilai-nilai mereka, yang melekat di dalamnya.

Namun, Islam, berbeda dengan agama Kristen, telah dan akan tetap menjadi agama yang vital dan hanya membutuhkan penerapannya kembali untuk mendorong masyarakat menuju kebangkitan rohani dan meningkatkan aspirasi mereka, serta menjamin adat istiadat mereka yang akan menjadi perlindungan yang dapat diandalkan dari gangguan ide-ide dan dan nilai-nilai yang asing tersebut.

Allah (Swt) berfirman:

“Dan berpegang teguhlah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai[2]. Ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana.”[Terjemahan Quran Surat Ali Imran: 103]

Sumber: Kantor Media Hizbut Tahrir Rusia

Share artikel ini: