Hambatan Fisik: Krisis Demi Krisis

Berita:

Yunani telah mengumumkan akan membangun penghalang terapung untuk mencegah ribuan migran melakukan perjalanan laut yang sering berbahaya dari Turki menuju Kepulauan Aegean di pinggiran Eropa.

Pemerintah sayap kanan Yunani mengumumkan langkah itu pada hari Kamis, menyusul janjinya untuk bertindak lebih keras terhadap imigran yang tidak memiliki dokumen untuk memasuki negara itu.

Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Yunani, yang akan mengawasi pembangunan penghalang terapung itu, mengatakan: “Pagar tersebut bertujuan untuk menahan peningkatan arus imigran.” (The Guardian, 30 Jan, 2020)

Komentar:

Krisis pengungsi yang sedang berlangsung yang menyebabkan masuknya imigran miskin yang kelaparan yang melarikan diri dari peperangan tidak ada habisnya. Para pengungsi yang sebagian besar berasal dari negara-negara Muslim akan terus berdatangan dan meningkat karena perang di Suriah tidak berakhir serta terjadinya krisis lain yang dihadapi umat Islam di tempat-tempat lain. Pada saat yang sama ketidakmampuan untuk menampung mereka terlihat jelas.

Saat kita membaca atau melihat cuplikan video tentang kamp-kamp pengungsi di Yunani, terlihat itu bukanlah tempat yang aman atau tempat pelarian yang sesungguhnya dan ini menunjukkan keputusasaan orang-orang yang melarikan diri itu. Sebelum mereka tiba di Yunani, mereka telah menghadapi trauma besar dan banyak yang menjadi korban perdagangan manusia dan tindak pelecehan. Dengan membayar sejumlah besar uang, yang mereka tidak benar-benar punya, imigran itu lalu dijejalkan ke kapal-kapal dan harus berhadapan dengan perjalanan di tengah laut yang tidak pasti. Berapa banyak dari kapal itu yang tenggelam di jalan? Ada terlalu banyak laporan tentang kapal dan para pengungsi yang tenggelam.

Tindakan Yunani dengan memasang penghalang terapung berarti akan lebih banyak orang yang mati di laut karena kapal-kapal yang datang ke arahnya akan dicegah masuk dan mungkin tidak dapat kembali ke arah mereka datang.

Yang memalukan dari semua ini adalah bahwa mayoritas imigran itu berasal dari negara-negara Muslim. Saat ini, setiap Muslim yang rentan terhadap rencana kolonial, negaranya diperintah oleh para pemimpin yang tidak peduli dengan warga mereka sendiri dan telah menutup diri untuk membantu orang lain. Oleh karena itu, umat Islam bermigrasi ke negara-negara yang mereka anggap akan menawarkan harapan yang lebih baik dan saat ini menjadi tidak mungkin bagi umat Islam untuk bermigrasi ke dan tinggal di negara-negara itu.

Ini adalah tugas orang-orang yang berwenang untuk melepaskan diri dari agenda Barat yang merupakan penyebab konflik. Kita harus mendorong bersatunya negeri-negeri Muslim sehingga kita tidak terpecah dan tidak membiarkan ‘orang-orang asing’ masuk. Situasi yang kita hadapi adalah mengerikan dan satu-satunya cara menghindari perangkap kematian bagi para migran adalah ketika orang-orang memiliki tempat perlindungan yang sesungguhnya di tanah air mereka. Itu hanya akan terjadi di bawah Khilafah yang berjalan berdasarkan metode kenabian dan kita akan melihat situasi seperti itu di mana umat Islam tidak akan begitu rentan dan miskin.

Ditulis oleh Nazia Rehman

Share artikel ini: