Hamas Serukan Bersiap Hadapi Pertempuran Besar Terhadap Israel, Pengamat: Sahih!
Mediaumat.id – Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi menilai seruan Hamas kepada rakyat Palestina untuk ‘bersiap menghadapi pertempuran besar jika Israel tak menghentikan agresinya terhadap masjid Al-Aqsa’ merupakan seruan yang sahih. “Seruan ini adalah seruan yang sahih,” tuturnya kepada Mediaumat.id, Selasa (3/5/2022).
Namun, menurutnya kewajiban untuk memerangi penjajah Yahudi itu bukan hanya berlaku untuk rakyat Palestina namun seluruh kaum Muslim terutama yang berada di sekitar wilayah Palestina, hukumnya fardhu kifayah.
“Sesungguhnya negeri Islam termasuk Palestina adalah milik seluruh kaum Muslim yang wajib dibebaskan, dan fardhu kifayah ini pada prinsipnya hukumnya sama seperti fardhu ain ketika kewajiban ini tidak bisa dipenuhi oleh penduduk wilayah yang diduduki yaitu rakyat Palestina,” jelas Farid.
Farid menegaskan, bahwa kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab utama dari penguasa-penguasa negeri yang ada di sekitar Palestina yaitu penguasa-penguasa Arab.
“Lebih khusus lagi terhadap panglima perang, yang mereka memiliki komando atas angkatan bersenjata di negeri-negeri Arab yang seharusnya segera membebaskan tanah Palestina,” tambahnya.
Hambatan
Di sisi lain, Farid menilai masih ada hambatan-hambatan atau kendala-kendala yang harus dihadapi oleh umat Islam. Pertama, kendala sistem nation state (negara bangsa) di negeri-negeri Islam, yang itu menjadi penghalang bagi umat Islam untuk bergerak membebaskan negeri-negeri yang dijajah.
Kedua, penguasa-penguasa negeri Islam yang posisi mereka sebagai boneka dari penjajah. “Alih-alih kemudian memberikan jalan atau memerintahkan panglima-panglima perang atau umat Islam untuk jihad fi sabilillah malah mereka menghalangi untuk berperang, dan justru melakukan normalisasi dengan penjajah Yahudi,” jelasnya.
Solusi
Farid menilai, solusi dari permasalahan tersebut adalah harus berdiri khilafah Islam. Karena, menurutnya, adanya khilafah Islam akan mengurai penghalang-penghalang mulai dari nasionalisme maupun nation state, juga dapat mengurai penghalang-penghalang penguasa di negeri-negeri Islam yang menjadi boneka-boneka penjajah Yahudi.
Selain itu juga, dapat mengurai hambatan yang menyebabkan panglima-panglima perang dan umat Islam tidak leluasa untuk membebaskan penjajah, membebaskan penjajahan terhadap Palestina.
Lebih khusus lagi, menurut Farid, khilafah dibutuhkan umat Islam karena tidak hanya dapat memerangi entitas penjajah Israel, tapi perang terhadap negara yang melahirkannya dan memeliharanya yaitu negara-negara imperialis Barat.
“Karena itulah keberadaan khilafah Islam menjadi sangat relevan,” pungkasnya.[] Ade Sunandar