Hakikat dan Implementasi Takbir, Tahmid dan Tahlil

Banjarmasin- Sejak pagi kumandang takbir, tahmid, dan tahlil terdengar di seluruh penjuru Kota Banjarmasin menyambut Idul Adha 1441 H.

Para jamaah sudah mulai berdatangan ke Masjid Ar-Raudhah, salah satu masjid di kota “seribu sungai” untuk melaksanakan shalat Idul Adha. Bertindak sebagai Khatib dalam kesempatan ini adalah Ustadz H. Abdul Jabar. Beliau menyampaikan khutbah dengan tema Hakikat dan Implementasi Takbir, Tahmid dan Tahlil.

Di awal khutbahnya beliau menyampaikan bahwa takbir adalah pengakuan kemahabesaran Allah. Inilah kalimat yang dikumandangkan para mujahidin saat berhadapan dengan musuh di medan jihad, hingga musuh menjadi kecil di mata mereka, dan nyali para pejuang menjadi besar, dan akhirnya diraih kemenangan. Kita bertakbir atas kembalinya Hagia Sofia menjadi masjid kaum muslimin setelah 86 tahun diubah fungsi oleh laknatullah ‘alaih Musfata Kemal, sang pembantai Khilafah terakhir. Semoga setelah ini akan diraih kemenangan-kemenangan lainnya.

Selanjutnya beliau mengatakan tahmid adalah pujian atas sifat Allah yang sempurna dan nikmatnya yang tiada tara. Wujudnya adalah bersyukur dengan sebenar-benar syukur. Maka di antara wujud syukur kita, di empat hari ini kita dianjurkan menyembelih hewan kurban. Saat kebencian terhadap Islam dan ajarannya semakin nyata, saat para habaib, ulama dan aktivis Islam dinista, saat kekayaan alam negara dijarah, saat asing dan aseng makin menancapkan kuku penjajahannya, maka kita harus siap berkorban kapan pun jua untuk membela, dengan harta dan jiwa.

Lebih lanjut beliau sampaikan bahwa hakikat tahlil adalah pengakuan bahwa tidak ada ilah selain Allah. Tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah. Inilah kalimat tauhid, kalimat inilah yang ingin kita ucapkan di akhir nafas kita, dengan kalimat ini pula kita dibangkitkan. Kalimat yang menghimpun keyakinan bahwa kita dari Allah, kita milik Allah dan akan kembali pada Allah. Inilah akidah ruhiyyah. Akidah inilah yang jadi pendorong untuk memenuhi panggilan Allah. Sejatinya Allah tidak hanya memanggil kita untuk melaksanakan ibadah haji dan umroh. Namun seluruh perintah Allah adalah panggilan-Nya. Sholat, puasa, zakat, dakwah adalah panggilan Allah. Sebagaimana perintah menerapkan hukum Allah di bidang sosial-kemasyarakatan, ekonomi, peradilan, sanksi hingga sistem politik-pemerintahan juga adalah panggilan Allah. Pada semua perintah Allah dan Rasul-nya kita wajib memenuhinya.

Di akhir khutbah pertama beliau mengajak jamaah agar di hari dan bulan yang suci ini mari kita azzamkan untuk berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Semoga Allah jaga kita semua, sehatkan tubuh dan hati kita. Semoga Allah segera angkat penyakit zhahir dan bathin dari negeri kita. Allah bersihkan virus corona dan virus kapitalisme dan komunisme yang telah mengancam dan membahayakan negeri ini.[]

Share artikel ini: