Mediaumat.news- Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Dr Muhammad Rizieq Syihab, Lc, MA membongkar strategi Barat mengadu domba gerakan Islam. “Waspadalah terhadap adu domba antar gerakan Islam,” seru Habib dalam artikel yang ditulisnya dan viral di medsos pada beberapa hari terakhir ini, Jumat (22/6/2018).
Menurutnya, sebuah pusat penelitian dan pengkajian strategi tentang Islam dan Timur Tengah di Santa Monica – California di Amerika Serikat (AS), yang bernama Rand Corporation (RC) telah melakukan penelitian tentang Gerakan Islam di seluruh dunia selama puluhan tahun.
Dalam berbagai laporan hasil kajiannya, RC memetakan gerakan Islam di dunia sesuai “kepentingan Barat”. RC membuat “Klasifikasi Gerakan Islam” lengkap dengan uraian karakter, ciri, status dan cara penanganan tiap kelompok. RC membagi gerakan Islam di dunia menjadi empat kelompok, yaitu :
Pertama, kelompok “Fundamentalis”: Yaitu kelompok Islam yang pro khilafah dan pro tathbiq syari’ah serta anti demokrasi dan sangat kritis terhadap pengaruh Barat. Kelompok ini oleh RC diberi status “bahaya”, sehingga penanganannya harus “dihabisi”, karena kelompok ini “musuh Barat”.
Kedua, kelompok “Modernis”: Yaitu kelompok Islam yang anti khilafah dan anti tathbiq syari’ah serta pro demokrasi, tapi tetap kritis terhadap pengaruh Barat. Kelompok ini oleh RC diberi status “aman”, sehingga penanganannya harus “dirangkul”, walau terkadang masih mengkritisi barat saat “kepentingan” mereka terganggu. Namun kelompok ini tetap dianggap “kawan Barat”.
Ketiga, kelompok “Liberalis”: Yaitu kelompok Islam yang anti khilafah dan anti tathbiq syari’ah serta pro demokrasi dan menerima sepenuhnya pengaruh Barat. Kelompok ini oleh RC diberi status “amat aman”, sehingga penanganannya harus “dibesarkan”, karena kelompok ini adalah “antek Barat”.
Keempat, kelompok “Tradisionalis”: Yaitu kelompok Islam yang pro khilafah dan pro tathbiq syari’ah serta juga pro demokrasi tapi tetap kritis terhadap pengaruh Barat. Kelompok ini oleh RC diberi status “waspada”, sehingga penanganannya harus “diawasi”, karena tiga dari empat ciri kelompok ini sama dengan ciri “Fundamentalis”, sehingga jika sering bersentuhan dengan “Fundamentalis”, maka dengan sangat mudah menjadi “Fundamentalis”. Karenanya, kelompok “Tradisionalis” harus dijauhkan dari kelompok “Fundamentalis”, bahkan harus “diadu domba”.
Strategi dan Taktik
Dalam laporan resminya, lanjut Habib Rizieq, RC memaparkan secara detail tentang strategi dan taktik penanganan tiap kelompok Islam sesuai pemetaan dan klasifikasi yang mereka buat, antara lain:
Pertama, Stigmatisasi dan Pencitraan. Kelompok Islam yang dinilai anti Barat maka harus distigmatisasi sebagai kelompok “intoleransi”, “anarkis”, “radikalis”, “ekstrimis” dan “teroris”, dengan mengekspos secara besar-besaran segala bentuk berita sekecil apa pun terkait mereka, yang tidak disukai masyarakat, sekaligus menutup habis-habisan segala berita simpatik sebesar apa pun tentang mereka, melalui semua media yang dikuasai Barat dan anteknya.
Sebaliknya, kelompok Islam yang dinilai pro Barat maka harus dicitrakan sebagai kelompok “toleran”, “santun”, “ramah” dan “lembut”, dengan mengekspos secara besar-besaran segala bentuk berita sekecil apa pun terkait mereka, yang sangat disukai masyarakat, sekaligus menutup habis-habisan segala berita buruk sebesar apa pun tentang mereka, melalui semua media yang dikuasai Barat dan anteknya.
Kedua, Pengkerdilan dan Pengagungan. Kelompok Islam yang dinilai anti Barat maka harus dikerdilkan sehingga terkesan sebagai kelompok “terbelakang”, “kaku”, “kolot”, “bodoh”, “tidak berpendidikan” dan “tidak kreatif”.
Sebaliknya, kelompok Islam yang dinilai pro Barat maka harus dibesarkan dan dimajukan, sehingga terkesan sebagai kelompok “modern”, “cerdas”, “maju”, “terhormat” dan “berpendidikan”.
Ketiga, Pengucilan dan Pengaktifan. Kelompok Islam yang dinilai anti Barat maka harus dikucilkan dengan cara jangan diberi kesempatan sekecil apa pun dalam sistem kekuasaan, baik legislatif atau eksekutif atau pun yudikatif.
Sebaliknya, kelompok Islam yang dinilai pro Barat maka harus dimunculkan dengan cara diajak berperan aktif dalam sistem kekuasaan.
Keempat, Pembusukan dan Penyegaran. Kelompok Islam yang dinilai anti Barat maka harus dibusukkan dengan cara susupi dan tunggangi serta adu domba dan pecah belah antar mereka sendiri.
Sebaliknya, kelompok Islam yang dinilai pro Barat maka harus disegarkan dengan cara memberi segala bantuan material mau pun spiritual.
Kelima, Pembunuhan dan Perlindungan. Kelompok Islam yang dinilai anti Barat maka harus dihabisi baik melalui pembunuhan karakter mau pun pelenyapan nyawa sekali pun jika diperlukan.
Sebaliknya, kelompok Islam yang dinilai pro Barat maka harus dilindungi dan dijaga serta selalu dibela dalam kondisi bagaimana pun.
“Semoga Allah SWT senantiasa melindungi seluruh gerakan Islam yang pro khilafah dan tathbiq syari’ah dari makar musuh-musuhnya, dan selalu menyatukan mereka dalam kasih sayang sesama, serta memberi kemenangan dari dunia hingga akhirat,” pungkas Habib Rizieq.[] Joko Prasetyo