Habib Ahmad al-Munawar: Dakwah Must Go On!
Mediaumat.info –Di tengah fenomena penolakan terhadap dakwah penerapan syariat Islam secara kaffah, Habib Ahmad al-Munawar, Lc, MA., pimpinan Majelis Tahfidz Asy-Syifa’ Lil Mukminin, Bogor, Jawa Barat, menyampaikan bahwa dakwah harus terus berjalan.
“Dakwah must go on!” ujarnya dalam Bincang Peduli Spesial Momen Maulid Nabi: Meneladani Nabi Dalam Dakwah & Keteguhan Hati, Kamis (19/9/2024) di kanal YouTube Bincang Peduli.
Perkara ini ia sandarkan kepada aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW terutama pada fase Makkah.
Artinya, meski dakwah fase Makkah dapat dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan dakwah secara rahasia, terang-terangan hingga tahap dakwah di luar Makkah yang berlangsung pada akhir tahun kesepuluh dari kenabian sampai hijrah ke Madinah, dakwah ini harus senantiasa dijalankan oleh umat hingga akhir zaman.
Terlebih, seperti halnya atas umat ketika tak lagi mengindahkan aturan-aturan Allah SWT di era sebelum Muhammad SAW didatangkan, kondisi umat saat ini juga cenderung ‘kembali’ ke kondisi jahiliah.
“Bahwa dakwah ini harus jalan, bahwa dakwah ini harus sampai akhir hidup, harus jalan, walau dalam kesulitan yang amat sangat sulit, walau dalam kejahatan yang amat sangat jahat, sudah sangat-sangat parah, dakwah harus jalan,’ tegasnya.
Dengan demikian, kewajiban berdakwah bagi umat Islam berlaku seumur hidup. Perkara ini didasarkan pada perintah Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104 dan 110, surat al-Maidah ayat 67, surah an-Nahl ayat 125.
Kewajiban dakwah ini juga didasarkan pada hadits riwayat Imam Bukhari, No. 3461, yaitu “Sampaikanlah dariku, meskipun satu ayat.”
Ditambah kewajiban ini berlaku bagi setiap Muslim, termasuk mereka yang tidak memiliki pengetahuan atau keahlian khusus dalam memahami Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan kata lain, kewajiban ini dibebankan sesuai dengan kemampuan masing-masing individu atau golongan.
Dakwah sendiri bertujuan untuk menyebarkan seluruh ajaran Islam, membina pemahaman, keyakinan, dan pengalaman, sehingga bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari aspek individu, keluarga, masyarakat, hingga bernegara.
Pasalnya, jika tidak ada lagi yang mendakwahkan Islam sebagaimana yang senantiasa dilakukan Rasulullah, para sahabat, serta generasi-generasi Muslim terbaik setelahnya, Habib Ahmad khawatir akan terjadi masa-masa ketika umat sudah tak mengenal lagi Allah SWT yang telah menurunkan risalah Islam sebagai jalan kehidupan.
“Di situlah maka terjadi masa-masa orang sudah benar-benar enggak kenal Tuhannya,” khawatir Habib Ahmad.
Maka, agar dunia tidak hancur berantakan dari segi moral, akhlak, agama, akidah, semuanya, manusia sudah seperti hewan, kata Habib Ahmad kembali menekankan, dakwah harus terus berjalan.
“Dakwah harus jalan, pembawa dakwah harus ada dan risalah itu harus berkembang, harus wujud dan umat harus dibenahi,” tegasnya kembali.
Hidayah
“Dan urusan hidayah ini adalah antara Allah dengan si manusia tersebut, yang tidak ada kaitannya dengan urusan karena kakak beradik atau keluarga terdekat atau keluarga terjauh, enggak, enggak ada kaitannya,” tandasnya.
Hal ini berarti, siapapun tak bakalan bersedia menerima kebenaran risalah Islam, selama Allah SWT tak menghendaki dia menerima.
Jangankan manusia pada umumnya, keturunan nabi saja tidak menjamin bakal husnul khatimah.
“Saya keluarga nabi, berarti saya jadi orang baik. Belum tentu,” pungkasnya, seraya menyinggung keluarga Nabi Nuh yang masih dalam kondisi kafir hingga akhir hayat mereka. [] Zainul Krian
Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat