Guru AS Dipersenjatai, FIWS: Persoalan Itu Muncul dari Kapitalisme
Mediaumat.id – Wacana mempersenjatai para guru di seluruh negara bagian Amerika Serikat (AS) yang digulirkan pendukung hak bersenjata, justru dinilai sebagai akar suatu persoalan yang muncul dari penerapan sebuah ideologi kapitalisme.
“Akar persoalan itu sebenarnya muncul dari ideologi kapitalisme itu sendiri,” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada Mediaumat.id, Rabu (1/6/2022).
Hal itu ia kemukakan, buntut dari penembakan massal yang terjadi di Robb Elementary School di kota kecil Uvalde, Texas, AS, Selasa (24/5) siang, yang dikabarkan menewaskan sedikitnya 19 anak-anak dan dua orang dewasa.
Bahkan menurut Gun Violence Archive, organisasi independen yang mengumpulkan data dari lebih dari 7.500 sumber, 8 orang tewas dan 45 lainnya terluka dalam lima hari setelah pembantaian massal di Texas tersebut.
Maknanya, kata Farid, sebagaimana banyak pihak yang sudah berulang kali mengangkat persoalan ini, akar kekerasan di AS justru berpangkal dari nilai-nilai kapitalisme yang memang menghalalkan segala cara berikut prinsip kebebasan yang mereka junjung tinggi.
Malah, mereka menganggap kebebasan memiliki senjata, lanjut Farid, setara dengan kebebasan beragama, berkumpul, ataupun berpendapat.
“Ditambah lagi dengan ekspor ideologi kapitalisme yang menggunakan kekerasan,” sambungnya seraya menguraikan, bahwa mereka melakukan itu nyaris tanpa ada pertimbangan kemanusiaan.
Dengan kata lain, mereka telah biasa membantai, bahkan dengan cara menjatuhkan bom napalm sekalipun untuk menghancurkan manusia. “Bukan hanya menghancurkan manusia tetapi juga menghancurkan lingkungan” timpalnya terkait Perang Vietnam pada 8 Juni 1972 silam.
Lebih mengerikan lagi, lanjut Farid, kejahatan-kejahatan mereka dilegalkan atas nama nilai-nilai AS.
Sebutlah pemboman di Suriah yang dari situ terjadilah glorifikasi terhadap kultur kekerasan AS. “Dan itu dibangun lebih kuat lagi di dalam negeri dengan keberadaan milisi-milisi bersenjata yang itu memiliki pengaruh politik yang cukup kuat yang menjadi pertimbangan para politisi” ulasnya.
Dibangun pula semacam kultur budaya, pikiran dan perasaan melalui film-film. Di antaranya, ‘Rambo’ yang digambarkan sebagai sosok pahlawan di balik predikat AS yang sebenarnya adalah negara penjajah yang masuk ke Vietnam dengan kekerasan.
“Kita tahu mungkin ada acara televisi seperti wrestling,” tambahnya tentang sebutan pergulatan yang juga sarat kekerasan fisik.
Maka itu, selama AS masih mengemban ideologi kapitalisme berikut berbagai permasalahan di dalamnya, jelas Farid, tragedi serupa, yakni penembakan massal seperti di negara bagian terbesar kedua AS tersebut tak akan bisa berhenti.
Sebabnya, sekalipun guru dipersenjatai misalnya, bukan berarti pelakunya nanti tidak menggunakan senjata yang lebih canggih. Bahkan lebih hebat daripada senjata yang digunakan guru. “Jelas upaya mempersenjatai guru di Texas tidak akan menyelesaikan persoalan,” tandasnya.
Lantas untuk bisa menyelesaikan persoalan demikian, menurut Farid adalah, masyarakat AS harus mencampakkan ideologi kapitalisme yang bermasalah itu.
Selanjutnya menurut Farid, di situlah Islam seharusnya dipandang sebagai solusi. “Bukan hanya bagi masyarakat Amerika, tetapi bagi dunia Islam yang rahmatan lil ‘alamin,” pungkasnya.[] Zainul Krian