Gerakan Lobi-Lobi Israel di RI, Upaya Menciptakan Opini Positif ke Publik

Mediaumat.info – Menyoroti adanya gerakan lobi-lobi Israel di Indonesia yang mengantarkan lima aktivis bertemu Presiden Israel Isaac Herzog diniliai adalah upaya Israel untuk menciptakan opini publik dunia yang positif terhadap Israel.

“Nah kalau dalam konteks luar negeri Israel sebagai sistem politik atau negara yang ada saat ini, negara penjajah ya, dalam bahasa kita, itu berupaya untuk menciptakan opini publik dunia yang positif terhadap Israel,” ujar Pengamat Hubungan Internasional dari Geopolitical Institute Hasbi Aswar, Ph.D. dalam Kabar Petang: Pakar Bongkar Isu Lobi-Lobi Israel di RI, Jumat (25/7/2024) di kanal YouTube Khilafah News.

Karena selama ini, lanjutnya, yang menjadi batu sandungan Israel sebenarnya selama menduduki Palestina adalah Israel yang sering dipandang sebagai rezim atau entitas yang merampas tanah warga Palestina yang sah.

“Nah ini adalah opini yang terus-menerus terjadi yang menghantui dan yang menjadi tantangan utama Israel sampai hari ini sehingga yang Israel lakukan adalah berupaya semaksimal mungkin dengan berbagai macam cara untuk mendekati publik dunia, baik melalui media melalui pendidikan, melalui para aktivis, melalui para akademisi, melalui para pewisata atau wisatawan, melalui lobi juga salah satunya atau upaya-upaya pendekatan langsung begitu kepada elite-elite politik,” tuturnya.

Ini semua, tuturnya, adalah cara yang dicapai atau cara yang dicoba untuk digunakan oleh Israel untuk mencari orang-orang yang bisa menjadi perpanjangan tangan dan lisannya, untuk berkomunikasi dengan publik dunia, sehingga Israel itu menjadi negara yang bisa diterima diakui oleh masyarakat dunia, supaya itu bisa dengan mudah menjalin berbagai kerja sama internasional dalam berbagai bidang politik ekonomi dan sebagainya.

“Dan selama Israel itu citranya masih buruk di tengah-tengah masyarakat dunia, maka itu akan menjadi batu sandungan buat Israel untuk bekerja sama lebih intens dengan negara-negara yang ada di dunia,” bebernya.

Sekarang ini, jelasnya, Israel sebenarnya sudah diakui oleh lebih dari 150 negara artinya dengan memakai standar PBB dari 193 tersisa 50 negara yang tidak mengakui Israel artinya mayoritas negara mengakui Israel, tapi walaupun Israel itu diakui oleh mayoritas negara atau elite-elite politik dunia tapi kecenderungannya masih menolak atau masih berpikir negatif terhadap Israel dengan pendudukan Israel dan kesewenang-wenangan Israel di Palestina dan inilah yang menjadi hal paling memusingkan buat Israel.

“Itulah mengapa Israel itu menginvestasikan banyak sekali dananya baik secara langsung melalui lembaga-lembaga internal Israel sendiri ataupun berbagai nongovernmental organization (NGO) yang tersebar di seluruh dunia baik yang ada di Amerika, Australia, maupun NGO yang ada di tempat-tempat yang lain,” ungkapnya.

Menurut Hasbi, dilakukannya bukan hanya di negara-negara Barat tapi juga dilakukan di negara-negara Muslim. Kalau di negara-negara Muslim, Israel menggunakan tangan Amerika atau lembaga-lembaga NGO Amerika termasuk Australia itu yang pro Israel dan pro Zionis tentunya, kemudian mengundang mengajak tokoh-tokoh pemuda, tokoh Muslim, wartawan untuk berkunjung ke Israel dan di situlah proses propaganda-propaganda terjadi dengan harapan bahwa setelah mereka pulang, mereka akan sharing, mereka akan menyampaikan hal-hal yang positif terhadap Israel dan bagi Israel itu sangat menguntungkan buat mereka karena mereka akan menjadi agen politik Israel. Jadi, Israel tidak perlu ngirim orang Israel sendiri untuk ceramah ke dunia Islam.

“Nanti para kiai, para cendekiawan, para dosen yang sudah diundang ke Israel kemudian pulang-pulang akan berceramah akan menulis akan menyampaikan ke publik yang tentunya narasi-narasi yang lebih menguntungkan Israel. Nah, begitu kira-kira desain dari upaya propaganda politik ya atau strategi-strategi politik yang Israel lakukan untuk mengajak masyarakat dunia lebih pro terhadap Israel,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

 

Share artikel ini: