Mediaumat.info – Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana melihat adanya fenomena generasi Z (gen Z) yang mendominasi jumlah pengangguran di tanah air menimbulkan pertanyaan kenapa lapangan kerja semakin sempit.
“Gen Z atau penduduk usia muda mulai masuk dunia kerja. Namun disebut mereka mendominasi jumlah pengangguran di tanah air. Ini menjadi pertanyaan kenapa lapangan kerja semakin sempit?” ucapnya penuh tanya dalam video Gen Z Susah Dapat Kerja? di kanal YouTube Justice Monitor, Ahad (11/2/2024).
Mengutip data dari Badan Pusat Statistik, Agung menyebutkan, jumlah total gen Z di Indonesia pada tahun 2023 mencapai 60 juta orang atau sekitar 22 persen dari total populasi Indonesia. Di sisi lain berdasarkan hasul survei Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) pada Agustus 2023 jumlah pengangguran di Indonesia itu mencapai 7,86 juta dari total angkatan kerja 147,71 juta orang.
“Mayoritas pengangguran didominasi oleh penduduk generasi Z. Hal ini membuktikan bahwa kesempatan kerja belum mampu menampung angkatan kerja baru. Belum lagi daftar perusahaan yang melakukan PHK tidak berhenti di 2024,” imbuhnya.
Agung menilai, banyaknya kaum muda yang menganggur mencerminkan ketidakmampuan perekonomian menyediakan lapangan kerja yang cukup. Situasi ini cukup memprihatinkan mengingat Indonesia sedang mengalami bonus demografi dan akan terjadi terus bonus demografi sampai tahun 2035.
“Persoalan klasik yang tidak bisa dijawab oleh sistem ekonomi kapitalisme salah satunya adalah tingginya pengangguran. Persoalan ini bukan hanya dialami oleh negara berkembang, tetapi juga oleh negara-negara maju. Lihatlah kondisi Amerika Serikat dan Cina yang kini sedang dihantam pula persoalan tingginya pengangguran. Artinya sistem kapitalisme tidak mampu untuk untuk menyelesaikan masalah pengangguran ini,” urainya.
Menurutnya, negara adalah pihak sentral dalam menyelesaikan persoalan umat, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan. Negara akan memastikan para laki-laki bekerja dan mampu memenuhi kebutuhan tanggungannya. Dari sini akan lahir kesejahteraan bagi semua.
“Jika pengelolaan sumber daya alam yang melimpah ada di tangan negara dan tidak diserahkan ke swasta, maka hal ini akan sangat mampu untuk menyerap lapangan pekerjaan. Dari mulai eksplorasi bahan mentah sampai pengolahan tentu membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang sangat besar,” pungkasnya. [] Erlina