Gemuruh Jihad dan Khilafah untuk Palestina dari Bumi Giri
Ratusan Ulama, Ustadz, Santri, dan Muhibbin tumplek blek di Gresik. Mudzakarah Ulama bertema “Solusi Tuntas Masalah Palestina adalah Jihad dan Khilafah” dihelat pada Sabtu (13/1/2018). Tampak hadir tokoh dan ulama Ahlussunnah wal Jamaah, KH. Drs. Faiq Furqon dari Sidayu, Al Fadhil Al Ustadz Drs. Muhammad Haris, M.Pd dari Majlis Taklim Mata Hati, Gresik. Bertindak sebagai tuan rumah Sohibul Fadilah Ust. Drs. Rodi Masykur, M.Pd, serta Al Mukarram Kyai Bakir dari ulama Muhammadiyah kecamatan Dukun, Gresik.
Gemuruh seruan Jihad dan Khilafah sebagai solusi Palestina kian menggema dari bumi Giri. Kepedulian pada Palestina, merupakan bagian untuk menyelesaikan persoalan umat Islam. karenanya, KH. Faiq Furqon banyak mengupas sejarah berdirinya Israel di bumi Palestina.
Yahudi, menurutnya, berambisi mendirikan negara khusus untuk mereka. Setelah sebelumnya mereka mau membeli tanah Palestina kepada Khalifah Turki Utsmani, Sultan Abdul Hamid, tapi kemudian ditolak, orang-orang Yahudi tidak putus asa.
“Mereka terus mencari cara untuk bisa menduduki Palestina, yang menurut keyakinan mereka adalah tanah yang dijanjikan.” Kata pengisi rutin kajian tafsir ini. Maka pasca perang Dunia I, lanjut Faiq, atas restu Inggris, sejumlah penganut Yahudi berbondong-bondong datang ke tanah Palestina. Pun pasca perang dunia II, atas prakarsa Amerika Serikat, negara Yahudi berdiri.
Lebih jauh, Al Fadhil Al Ustadz Muhammad Haris mengatakan bahwa sampai saat ini Yahudi memang tetap berambisi ingin merampas tanah Palestina dengan paksa.
“Mereka tidak segan-segan menumpahkan darah kaum Muslimin. Karena itu solusinya tiada lain yaitu Jihad dan Khilafah”, katanya.
Dalam acara mudzakarah ulama tersebut hadir sejumlah tokoh diantaranya, Al Mukarrom Al Ustadz Adam Cholil (Majlis Taklim Risalatul Mu’awanah), Gresik; KH. Drs. Iffin Masrukhan, M.PdI (Majlis Tafaqquh Fiddin, Driyorejo); Al Ustadz Drs. Musthofa dari Menganti; Gus Mufid Nur Hidayat dari Yayasan Pendidikan dan Sosial Khoiru Ummah, Mengganti; dan sejumlah ulama, ustadz, dan tokoh lain dari kecamatan Dukun, Sidayu, Manyar, dan sekitarnya.[]