Gaza Kembali Digempur, Lagi-lagi Israel Langgar Kesepakatan

Mediaumat.news – Kembali digempurnya Gaza oleh Israel sejak gencatan senjata pada 21 Mei lalu, dinilai Magister Kajian Timur Tengah dan Islam Iranti Mantasari BA.IR, M.Si., karena Israel seringkali melanggar kesepakatan. “Israel terkenal sekali sering melanggar kesepakatan. Banyak sekali kesepakatan yang mereka langgar,” tuturnya kepada Mediaumat.news, Kamis (17/6/2021).
Menurutnya, gencatan senjata memang bukan solusi yang dibutuhkan umat Islam untuk menyelesaikan kasus Palestina. “Gencatan senjata ini memang sebenarnya bukan hal yang kita butuhkan 100 persen. Bukan hal yang solutif. Karena posisinya itu jelas. Kekuatan itu jauh lebih besar berada di pihak Israel. Dari segi pengaruh maupun kekuatan militernya lebih besar Israel dan bisa saja Israel ini menyalahgunakan posisinya yang lebih superior dibandingkan Palestina,” ujarnya.
Iranti menilai hal tersebut juga menunjukkan umat Islam belum memiliki bargaining position di mata musuhnya sehingga musuh-musuh Islam ini berani untuk melawan atau menindas, bahkan membunuhi nyawa-nyawa kaum Muslimin. “Padahal dalam Islam itu satu nyawa seorang Muslim luar biasa berharga,” tegasnya.
Selain itu, menurutnya, ini juga semakin diperparah dengan sikap tak acuh penguasa negeri Muslim ini terhadap isu Palestina. “Diamnya mereka, apatisnya mereka dan mereka hanya mengirimkan kecaman-kecaman, kutukan-kutukan secara lisan, meretorika saja itu tidak membuat Palestina itu disegani dan tidak membuat Israel itu takut melawan warga Palestina,” ujarnya.
Meskipun Israel bilang karena milisi Gaza menyerang duluan memakai balon gas api, namun menurut Iranti itu hanya narasi yang dibuat media pendukung Israel. “Narasi seperti ini, menurut saya, narasi yang dilontarkan oleh media yang pro terhadap Israel. Fakta keberpihakan media ini juga bisa menimbulkan bias yang akhirnya dibaca oleh pembaca,” jelasnya.
Iranti mengungkap sebab milisi Gaza mengirimkan balon gas api karena sebelumnya Yahudi pawai dengan membawa bendera Israel dan meneriakkan slogan-slogan yang rasis. “Seperti video yang banyak beredar di media jelas sekali terpampang di sana salah satunya adalah ‘Muhammad itu sudah mati’ kemudian slogan lain yang tak kalah rasis adalah ‘kematian Arab’. Nah jadi, slogan-slogan seperti ini ketika dikumandangkan oleh orang-orang Yahudi di Israel sembari mereka mengangkat bendera Israel, tentu saja ini menyulut emosi warga Palestina yang tinggal di perbatasan. Dan juga pawai ini diridhai oleh Bennet yang baru beberapa hari menjadi Perdana Menteri,” bebernya.
Oleh sebab itu, menurutnya, Palestina butuh kekuatan riil. Bukan sekadar retorika-retorika atau kecaman-kecaman dari pendukungnya saja. Karena akan sangat timpang, warga Palestina hanya mendapat dukungan uang atau donasi juga berupa kecaman dari penguasa negeri Muslim tetapi Israel mendapat dukungan kekuatan militer dari Amerika. “Jadi, kekuatan militer atau kekuatan fisiklah yang sebenarnya dibutuhkan oleh Palestina agar Israel tidak berani meluncurkan serangan terhadap warga Palestina,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it