Mediaumat.id – Bali Leaders Declaration dalam Forum G20 yang mengutuk invasi Rusia ke Ukraina namun abai terhadap kekejian yang menimpa kaum Muslim dinilai sebagai bentuk ketidakadilan dunia.
“Ini adalah cerminan ketidakadilan dunia terhadap apa yang terjadi terhadap saudara-saudara Muslim kita,” beber Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi dalam rubrik Menjadi Politisi Islam: G-20 Minus Empati terhadap Dunia Islam? di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Senin (21/11/2022).
Menurut Farid, bagaimana mungkin G20 berharap menciptakan perdamaian dunia ketika kejahatan negara-negara besar seperti Amerika, Inggris dan Cina tidak dipersoalkan? Padahal penyebab utama berbagai konflik perang di dunia ini tidak bisa dilepaskan dari kejahatan Amerika dan sekutu-sekutunya sebagai negara kapitalisme yang rakus begitu.
Lantaran, ia melihat, forum ini begitu peduli dengan perang Rusia dan Ukraina tapi bungkam terhadap serangan-serangan keji terhadap kaum Muslim. “Ada kekejian nyata di depan mata yaitu invasi dan pendudukan brutal entitas penjajah Yahudi di Palestina. Mereka diam!” tuturnya dengan geram.
Belum lagi, lanjut Farid, invasi Amerika dan Rusia ke Suriah yang telah menimbulkan korban yang sangat banyak. Termasuk kekejaman Cina terhadap muslim Uighur di Turkistan Timur, kekejaman rezim militan Hindu terhadap umat Islam di India, penderitaan umat Islam Rohingya di Myanmar, di Afghanistan, dan lainnya. “Semuanya tidak disinggung sama sekali,” tuturnya.
Pangkal Konflik
Jika dikuak lebih dalam, menurut Farid, berbagai konflik yang terjadi karena adanya kerakusan kapitalisme global. Contohnya adalah perang Rusia melawan Ukraina yang merupakan permainan Amerika. Konflik tersebut sarat kepentingan Amerika di Eropa untuk semakin menancapkan eksistensinya di Eropa melalui NATO.
“Pangkal persoalannya itu karena kerakusan kapitalisme global yang dipimpin oleh Amerika,” jelasnya.
Menurut Farid, Amerika ingin mengurangi atau memutuskan ketergantungan besar Eropa terhadap Rusia terutama gas, mengingat Rusia merupakan penyuplai gas yang sangat besar bagi Eropa.
Melihat fakta tersebut, Farid menyatakan keraguannya pada Forum G20 akan bisa menghentikan krisis yang terjadi di dunia atau menciptakan dunia yang damai. Apalagi Forum G20 bukanlah organisasi internasional formal. Maka wajar bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil dalam forum ini tidak otomatis mengikat.
“Keputusan PBB saja yang merupakan lembaga internasional formal sering dilanggar dan dimentahkah oleh negara-negara besar pemilik hak veto,” pungkasnya.[] Erlina