Mediaumat.id – Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) KH Athian Ali menilai tidak ada upaya untuk membubarkan NII KW9 yang memiliki basis di Al-Zaytun, padahal merupakan negara dalam negara.
“Tidak pernah ada upaya untuk dibubarkan. Ini kan negara di dalam negara. Ini semakin membingungkan,” ungkapnya dalam acara Diskusi Media Umat: Dibiarkan, Al-Zaytun Kebal Hukum? di kanal YouTube Media Umat, Ahad (2/7/2023).
Berdasarkan dokumen yang diterima oleh Kiai Athian, Al-Zaytun/NII KW9 mengklaim bahwa mereka sudah mendirikan sebuah negara. Mereka juga sudah menentukan wilayah negara mereka apa saja, siapa presidennya, kemudian ada 26 kementerian di dalam negara mereka.
Dokumen tersebut, didapat Kiai Athian dari mantan menteri sekretaris presiden negara mereka, yang kala itu bercekcok, dan berujung pemecatan. Karena pemecatan itulah akhirnya dokumen tersebut keluar.
“Karena yang dipecat ini menteri sekretaris negara maka bersama dia keluar dari negara itu, keluar pula dokumen negara itu,” ungkapnya.
Tak sampai di situ, menurut pengakuan orang kepercayaan Kartosuwiryo (tokoh NII), Abdul Fattah, NII saat ini (NII KW9) merupakan NII gadungan.
Ia (Abdul Fattah) membeberkan bahwa dulu ketika Kartosuwiryo dikepung di tengah hutan dan mulai sakit-sakitan, ada salah seorang, orang dekatnya namanya Addah Djaelani mengkhianati perjuangan Kartosuwiryo. Ia turun gunung lalu kemudian menyerahkan diri di depan Kodam III Siliwangi dan menyatakan tobat lalu kembali kepada NKRI.
“Bagi NII Kartosuwiryo ini (Addah Djaelani) pengkhianat, pengkhianat perjuangan pada waktu itu. Tapi mungkin bagi rezim Soekarno masa itu bisa jadi pahlawan. Tiba-tiba dia ada di Jakarta, menikmati kemewahan hidup, diberi modal usaha, minyak dan sebagainya. Akhirnya dikondisikan entah oleh siapa, dia untuk membentuk NII gadungan itu,” jelas Kiai Athian.
Menurutnya, ketika NII ini dipimpin oleh Addah belum ada ajaran-ajaran sesat. Ajaran sesat itu muncul ketika kepemimpinan diserahkan pada Panji Gumilang.
“Setahu kita, Panji Gumilang itu bukan orang NII, dia dibaiat untuk jadi NII dan diserahkan untuk memimpin NII KW 9 dan sekaligus jadi presiden dan Addah Djaelani menjadi penasehat presiden pada waktu itu,” tambahnya.
Karena itu, Kiai Athian mempertanyakan mengapa Al-Zaytun yang sudah nyata mengklaim sebagai negara tidak dibubarkan.[] Ade Sunandar