Mediaumat.info – Setidaknya ada tiga faktor penyebab diamnya dunia Arab terhadap pendudukan dan pembantaian yang dilakukan Zionis Yahudi di Palestina. Hal itu dinyatakan Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi dalam Kabar Petang: Bongkar Siasat Amerika Atas Gaza, Rabu (27/12/2023) di kanal YouTube Khilafah News.
Pertama, hal yang paling mendasar yang harus dipahami adalah keberadaan entitas penjajah Yahudi itu untuk kepentingan negara-negara imperialis sejak awal yang kelahirannya dibidani Inggris.
Karena, lanjutnya, Inggris melihat wilayah Arab itu adalah wilayah satu akidah, satu agama, satu bahasa.
“Dan kalau di dalam kesatuan politik itu akan membahayakan kepentingan penjajah Barat, oleh karena itu Inggris itu melihat ini perlu dicangkokkan satu organ asing di wilayah Timur Tengah,” tuturnya.
Organ asing ini, jelas Farid, nanti akan terus menimbulkan gejolak di sana dan itu bisa menjadi alat intervensi negara-negara Barat.
“Jadi sejak awal keberadaan Yahudi ini sebenarnya adalah kepentingan kolonialisme, nah untuk menjaga entitas penjajah Yahudi harus dipastikan wilayah Timur Tengah itu wilayah yang tidak bersatu yang berasaskan Islam,” bebernya.
Kedua, wilayah Timur Tengah itu dipecah-pecah menjadi negara yang berbasis nation state atau negara bangsa. “Oleh karena itu perlu ditegaskan keberadaan negara-negara Arab sejak awal itu sudah merupakan desain dari negara-negara imperialis,” tegasnya.
Farid menegaskan, negara-negara Arab ini lahir dari politik kolonialisme. “Yang di mana harus dipastikan juga negara-negara Arab ini dipimpin oleh penguasa-penguasa yang berjalan dengan kepentingan Barat,” bebernya.
Ketiga, tugas dari negara-negara Arab adalah menjaga kepentingan besar Amerika serikat di Timur Tengah. Di antaranya adalah memastikan suplai terhadap minyak di sana; memastikan eksisnya penjajah Yahudi yang sudah dikukuhkan negara-negara imperialis oleh Kennedy salah seorang politisi Amerika itu didesain sebagai kapal induk di tengah lautan; memastikan tidak munculnya kekuatan politik Islam yang menyatukan apalagi di bawah naungan khilafah.[] Setiyawan Dwi