Mediaumat.info – Pernyataan Netanyahu yang menyebutkan tiga syarat perdamaian antara Israel dan Palestina di Gaza yakni “Hamas harus dihancurkan, Gaza harus didemiliterisasi, dan masyarakat Palestina harus dideradikalisasi” dinilai untuk melumpuhkan kaum Muslim di seluruh dunia.
“Apa yang disampaikan oleh Netanyahu tentang tiga syarat perdamaian antara Israel dan Palestina, pertama Hamas harus dihancurkan, kemudian Gaza harus didemiliterisasi dan masyarakat Palestina harus diradikalisasi, sesungguhnya ini mencerminkan strategi global Barat untuk melumpuhkan kaum Muslimin. Bukan hanya di Palestina sebenarnya tapi di seluruh dunia Islam,” tutur Direktur Forum on Islamic World Studies Farid Wadjdi kepada media-umat.info, Rabu (27/12/2023)
Menurutnya, gerakan-gerakan yang dianggap mengancam kekuatan Barat, baik secara ideologis ataupun secara militer, itu akan dihancurkan. Mereka akan melumpuhkan kekuatan militer di tengah-tengah umat Islam.
Untuk itu, jelas Farid, mereka akan melakukan propaganda, baik itu dengan pendekatan soft, memplesetkan bahwa seolah-olah jihad itu adalah semata-mata melawan hawa nafsu misalkan, atau bersungguh-sungguh, atau secara vulgar dengan mencela jihad sebagai tindakan teroris.
“Ini adalah pola umum yang dilakukan oleh Barat untuk melumpuhkan kekuatan umat Islam,” tegasnya.
Sedangkan deradikalisasi, menurutnya, ini semakin memperjelas bahwa program war on radicalism itu sejatinya itu adalah program yang diarahkan ke Islam. Sehingga untuk merespons itu dibuatlah program deradikalisasi sampai pada tingkat kurikulum pendidikan dengan menghilangkan atau mengaburkan ajaran-ajaran Islam yang dianggap itu akan mengancam kekuatan eksistensi penjajahan seperti ajaran Islam yang kaffah, yang menyeluruh, untuk itu membutuhkan negara dan politik.
“Itu akan mereka kaburkan atau mereka hilangkan dalam kurikulum. Seperti di Indonesia, kalau kita lihat, bagaimana dulu khilafah sebagai ajaran Islam itu diajarkan di (madrasah) aliyah bahkan dalam bab fikih. Sekarang itu sudah dikabulkan dengan menggesernya hanya ke bab tarikh (sejarah) yang seolah-olah tidak ada untuk tuntutan menerapkan khilafah Islam,” jelasnya.
Demikian juga ajaran jihad fi sabilillah, kata Farid, itu kalau tidak dikaburkan, akan diberikan citra negatif terhadap ajaran jihad fi sabilillah.
Strategi Global
Untuk itulah, Farid mengingatkan, agar umat Islam memiliki strategi global untuk menghadapi Barat. Ia pun menyebutkan empat di antaranya.
Pertama, umat Islam harus disadarkan tentang Islam adalah ajaran yang kaffah, yang menyeluruh. Ada kewajiban untuk menerapkan syariat Islam yang merupakan konsekuensi keimanan. Bukan sebagian syariat Islam, tapi syariat Islam secara keseluruhan (kaffah).
“Untuk itu membutuhkan negara yaitu khilafah ‘ala minhajin nubuwwah. Itu harus terus ditanamkan di tengah umat,” tegasnya.
Kedua, menanamkan ajaran jihad fi sabilillah. Bahwa ajaran jihad fi sabilillah itu bukan terorisme. Ajaran jihad fi sabilillah itu adalah bagian dari ajaran Islam. “Dan inilah kekuatan umat Islam untuk melawan penjajahan yang sangat mereka takuti,” katanya.
Ketiga, umat Islam harus membongkar bahwa program deradikalisasi yang diadopsi oleh negeri Islam sesungguhnya itu adalah strategi Barat, termasuk strategi Zionis Yahudi untuk melumpuhkan kekuatan politik umat Islam.
Keempat, umat Islam harus semakin memahami dan menyadari bahwa umat Islam saat sekarang ini sangat membutuhkan khilafah ‘ala minhajin nubuwwah untuk menghadapi kekuatan global Barat, bukan semata-mata menghadapi entitas penjajah Yahudi yang sebenarnya itu bukanlah sebagai sebuah negara.
“Tapi lebih jauh lagi untuk menghadapi kapitalis global yang ada di belakang entitas penjajah Yahudi ini. Yang mem-backup mereka, demikian juga untuk mencabut kekuasaan dari penguasa-penguasa di negeri Islam yang telah melakukan pengkhianatan terhadap umat ini dengan membiarkan penderitaan umat Islam,” jelasnya.
Oleh sebab itu, kata Farid, umat Islam harus bersama-sama memperjuangkan tegaknya khilafah. Kondisi sekarang semakin menunjukkan tentang kebutuhan umat Islam akan khilafah.
“Tentu saja yang lebih terpenting lagi karena kewajiban khilafah ‘ala minhajin nubuwwah ini adalah kewajiban syariat Islam sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam an-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim, yang artinya, ‘Mereka (para sahabat) sepakat bahwa wajib kaum Muslim mengangkat seorang khalifah’,” pungkasnya.[] Achmad Mu’it