Mediaumat.info – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi memandang seruan bersatu sering dilontarkan Erdogan dan para penguasa negeri Muslim lainnya namun hanya pada tataran retorika politik.
“Seruan untuk bersatu itu sudah sering disebutkan dan sering dilontarkan, tapi hingga saat sekarang ini kalau kita lihat seruan-seruan itu lebih pada tataran retorika politik untuk mendapatkan simpati dari penguasa-penguasa negeri Islam,” tuturnya dalam program Kabar Petang: Erdogan dan Raisi Hanya Salvo Retorika Soal Gaza? di kanal YouTube Khilafah News, Ahad (3/12/2023).
Seruan bersatu baru-baru ini disampaikan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang mengatakan kepada Presiden Iran Ebrahim Raisi bahwa dia ingin Turki dan Iran mengambil “sikap bersatu” melawan “kebrutalan” Israel terhadap warga Palestina.
Namun, Farid memandang, jika Turki, Iran termasuk negeri-negeri Muslim lain seperti Arab Saudi, Pakistan serius untuk bersatu menyelesaikan persoalan Palestina ini maka seharusnya adalah dengan melakukan tindakan yang signifikan.
“Apa tindakan yang signifikan? Adalah pengiriman pasukan. Kita bisa bayangkan sesungguhnya negeri-negeri Muslim tadi merupakan negeri-negeri Muslim dengan kekuatan militer yang tidak bisa diabaikan, tentara Turki saja kalau bergabung dengan tentara Mesir itu mencapai 1 juta orang, belum lagi ditambah dengan Pakistan dan Saudi. Juga tentu negara-negara ini punya pesawat tempur yang canggih, dengan bom-bom yang canggih,” bebernya.
Menurutnya, itulah indikator keseriusan jika negeri-negeri Islam memang benar-benar serius untuk membebaskan tanah Palestina. Jadi, bukan sekadar mengirimkan bantuan kemanusiaan, meskipun bantuan kemanusiaan itu dibutuhkan. Namun bantuan kemanusiaan itu tidak menghentikan pembantaian dan pembunuhan.
“Bantuan kemanusiaan ini adalah hal yang baik kalau dilakukan oleh rakyat, tapi ini menjadi hal yang buruk kalau dilakukan oleh penguasa untuk mengalihkan dari tugas pokok mereka untuk mengirimkan pasukan,” ungkapnya.
Farid memandang, sulitnya negeri-negeri Islam untuk bersatu itu disebabkan karena ketidakmauan politik.
“Jangankan kalau kita lihat untuk bersatu, kalau tidak ada kemauan mengangkat satu pena saja itu tidak akan bisa. Jadi problem penguasa-penguasa negeri Islam sekarang adalah tidak ada kemauan politik untuk bersatu,” pungkasnya.[] Ade Sunandar