FIWS: Serangan Zionis Yahudi Terhadap Gaza Tidak Lain Karena Persetujuan AS

Mediaumat.info – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi memandang, serangan biadab yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi terhadap rumah sakit di Gaza tidak lain karena persetujuan AS dengan tudingan menyerang teroris.

“Satu hal yang pantas kita catat terhadap serangan-serangan biadab entitas penjajah Yahudi ini, itu atas persetujuan AS dengan tudingan bahwa yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi ini adalah menyerang teroris,” ungkapnya dalam sebuah wawancara yang diterima mediaumat.info, Rabu (22/11/2023).

Serangan terhadap rumah sakit yang di dalamnya terdapat 700 pasien yang tengah dirawat dan terdapat 5 ribu pengungsi telah menyebabkan kerusakan besar. Itu merupakan bentuk kebiadaban zionis yahudi yang luar biasa.

“Zionis Yahudi ini tidak berani melakukan seperti sekarang ini tanpa persetujuan dari AS. Mereka tahu persis apapun yang mereka lakukan itu disetujui oleh Amerika Serikat,” jelasnya.

Menurutnya entitas penjajah yahudi ini telah banyak melanggar hukum-hukum internasional termasuk salah satunya adalah hukum humaniter internasional atau konvensi Jenewa tahun 1949.

“Hukum humaniter internasional ini adalah hukum internasional yang mencegah serangan terhadap target-target sipil, termasuk rumah sakit,” ungkapnya.

Hal-hal yang diatur dalam hukum humaniter internasional/konvensi Jenewa diantaranya adalah medis dan rumah sakit di zona perang harus dilindungi dan diizinkan bekerja dengan bebas. Mereka yang terluka dalam pertempuran dan tidak lagi berperang berhak mendapatkan perawatan medis dari kubu manapun dan tawanan perang harus diperlakukan secara manusiawi. Termasuk pihak-pihak yang bertikai wajib melindungi warga sipil dan melarang menargetkan infrastruktur sipil seperti pasokan listrik dan air.

“Apa yang dilakukan entitas Yahudi semua melanggar konvensi Jenewa ini. Semua melanggar prinsip-prinsip humaniter dalam perang ini,” bebernya.

Selain itu, menurut Farid, serangan tersebut menunjukkan kegagalan dari PBB. PBB sendiri telah mengatakan bahwa mereka tidak bisa melindungi rakyat sipil.

Karena itu, Farid mengatakan kemana lagi umat Islam harus bersandar? Tidak lain adalah kepada kekuatan independen umat Islam.

Farid memandang, disinilah pentingnya umat Islam itu memiliki kekuatan politik secara global, itu akan terwujud jika umat memiliki kekuatan politik yang menyatukan seluruh umat Islam seluruh dunia, yang mampu menggerakkan tentara-tentara kaum muslimin.

“Disinilah pentingnya kalau kita lihat seruan para ulama di dalam fiqih Islam itu ada kewajiban untuk menegakkan khilafah ala minhajin nubuwwah, karena inilah yang akan menyatukan kekuatan-kekuatan umat Islam,” pungkasnya. [] Ade Sunandar

Share artikel ini: