FIWS: Serang Tiga Negeri Islam, Ini Pengkhianatan Penguasa Iran
Mediaumat.info – Serangan Iran ke tiga negeri Islam yakni Irak, Pakistan dan Suriah dinilai sebagai pengkhianatan penguasa Iran kepada umat.
“Terkait dengan serangan Iran ke tiga tempat, pertama Irak, kemudian yang kedua Pakistan dan yang ketiga Suriah, ini semakin mengokohkan bahwa penguasa Iran adalah penguasa yang berkhianat kepada umat,” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada media-umat.info, Ahad (21/1/2024).
Farid mengatakan, alih-alih Iran melakukan serangan ke entitas penjajah Yahudi dengan target yang sangat jelas seperti pangkalan militernya Yahudi atau pangkalan udara entitas penjajah Yahudi, malah Iran mengirimkan rudalnya ke tiga wilayah negeri Muslim dengan berbagai alasan.
“Ke Irak, Iran menembakkan rudal balistiknya dengan alasan menargetkan markas mata-mata Israel, dekat konsulat Amerika di Erbil, ibu kota wilayah Kurdistan. Persoalannya, kenapa yang menjadi target itu adalah markas mata-mata Israel, bukan langsung ke Tel Aviv misalkan atau pangkalan udara Israel misalkan?” tanyanya.
Sementara di Pakistan, lanjut Farid, Iran mengklaim menargetkan markas besar kelompok bersenjata Sunni di provinsi Balochistan, dekat perbatasannya. Sedangkan di Suriah, Iran menembakkan rudal balistiknya terhadap kelompok mujahidin yang diklaim sebagai kelompok ISIS yang disebut sebagai kelompok ekstremis.
“Pertanyaannya, kenapa Iran tidak mengirimkan rudalnya, sekali lagi ke Tel Aviv? Padahal kalau kita lihat, rudal yang digunakan oleh Garda Revolusi Iran ini adalah rudal jarak jauh yang memiliki jangkauan sejauh lebih dari 1300 km. Sementara kalau kita lihat, jarak antara Iran Barat dengan Tel Aviv, ibu kota entitas penjajah Yahudi sekitar 1240 km,” ungkapnya.
Tapi, kata Farid, Iran lebih memilih menembakkan sasaran ke Suriah yang jaraknya lebih kurang 1200 km. Artinya kalau rudal jarak jauh ini ditembakkan ke Tel Aviv, sebenarnya bisa.
Pengkhianatan
Ia menilai, ini menunjukkan sikap pengkhianatan penguasa Iran karena beberapa alasan.
Pertama, yang dilakukan Iran ini jelas dalam kontrol Amerika Serikat. AS ingin mengalihkan persoalan pembantaian Zionis kepada umat Islam di Gaza kemudian membangun opini dengan pertikaian internal di tengah-tengah umat Islam antara Iran dengan Pakistan, Iran dengan Irak, dan Iran dengan Suriah.
“Jadi, Iran telah memainkan peran untuk memecah-belah umat Islam. Mengadu domba negeri-negeri Islam. Dan ini jelas adalah agenda Amerika,” tegasnya.
Kedua, ini juga menunjukkan bahwa Iran sebenarnya tidak sungguh-sungguh untuk membebaskan Palestina. Karena Iran tidak melakukan tindakan yang nyata. Padahal itu bisa, dengan mengirimkan rudal jarak jauhnya ke Tel Aviv, tapi tidak dilakukan oleh Iran.
“Karena itu umat Islam harus mencermati propaganda Iran yang seolah-olah Iran pro ke Palestina, padahal yang dilakukan oleh Iran tetap dalam kendali atau kontrol Amerika. Yang jelas ini akan memicu pertikaian sesama negeri Islam,” jelasnya.
Agen Imperialis
Farid menilai, pertikaian yang terjadi sesama negeri Islam karena penguasanya didesain untuk menjadi pelayan penjajah.
“Ini bukan masalah rakyat. Ini masalah penguasa negeri Islam yang memang didesain untuk menjadi pelayan atau agen dari negara-negara imperialis,” ungkapnya.
Menurutnya, para penguasa Islam sebagian besar atau mayoritas itu adalah penguasa yang melayani kepentingan-kepentingan negara-negara imperialis.
“Ini faktor yang menyebabkan kenapa mereka dengan mudah dikendalikan oleh Amerika untuk saling menyerang satu dengan yang lainnya,” ujarnya.
Ia menilai, kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari keberadaan negara-negara bangsa yang ada atau yang lahir setelah runtuhnya Khilafah Utsmani. Negara-negara bangsa ini yang antara lain ada di Timur Tengah itu adalah negara bangsa yang didesain oleh kepentingan kolonialis.
“Artinya bisa disebut negara bangsa yang ada itu lahir dari rahim kolonialisme. Karena itu keberadaan negara-negara bangsa inilah yang kemudian menjadi penghalang bersatunya kaum Muslimin di seluruh dunia dan ditambah lagi sebagian besar negara-negara bangsa ini menerapkan sistem yang bukan berdasarkan sistem Islam. Itu penyebabnya,” bebernya.
Menurutnya, yang perlu dilakukan oleh umat Islam ke depan adalah menyatukan dunia Islam dan memobilisasi para tentara kaum Muslim. “Dan itu bisa terwujud dengan adanya negara khilafah ‘ala minhajin nubuwwah yang menyatukan umat Islam,” pungkasnya. [] Achmad Mu’it