FIWS: Proposal Gencatan Senjata Zionis-Hamas, untuk Kepentingan AS

Mediaumat.info – Meski diusulkan juga oleh Mesir dan Qatar, Direktur Forum Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyatakan proposal gencatan senjata Hamas dengan Zionis Yahudi yang diusulkan oleh Amerika Serikat, Mesir dan Qatar itu jelas untuk kepentingan AS sendiri.

“Jelas ini adalah proposal untuk kepentingan Amerika Serikat sendiri,” tuturnya dalam Kabar Petang: AS Merancang Gencatan Senjata Israel-Hamas? di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (17/2/2024).

Pasalnya, jelas Farid, posisi Mesir dan Qatar itu secara umum di bawah kontrol AS. Meskipun pengaruh Inggris juga kuat di Qatar.

Karena itu, ujarnya, apa pun yang dilakukan oleh Mesir, demikian juga yang dilakukan oleh Qatar bisa dipastikan itu untuk kepentingan AS.

Kepentingan AS

Farid juga menyebut, setidaknya ada dua kepentingan AS terkait krisis Palestina.

Pertama, mempertahankan eksistensi penjajah Yahudi di Palestina. “Tawaran apa pun yang dilakukan oleh Amerika itu pasti tetap pada prinsipnya, keberadaan entitas penjajah Yahudi ini terus dipertahankan,” simpulnya.

Menurutnya, sejauh apa pun gesekan atau perbedaan pendapat antara elite politik AS atau Presiden AS dengan Perdana Menteri Israel, prinsipnya entitas penjajah Yahudi ini harus dipertahankan. “Itu kepentingan Amerika,” tukasnya.

Kedua, two state solution (solusi dua negara), yakni berdirinya negara entitas penjajah Yahudi dan negara Palestina sebagai solusi atas krisis Palestina.

“Semua skenario ini berujung pada dimunculnya atau dilegalkannya dua negara ini. Inilah kepentingan Amerika,” tegasnya.

AS ingin tetap mempertahankan bahkan menjadikan itu harga mati. Karena, ungkap Farid, keberadaan penjajah Yahudi tidak lain untuk kepentingan penjajahan AS di Timur Tengah.

Menurutnya, dengan keberadaan entitas penjajah Yahudi di Timur Tengah, akan membuat Timur Tengah terus bergejolak. “Dan sumbernya bisa dilihat dari tindakan-tindakan yang dilakukan oleh entitas penjajah Yahudi ini,” ungkapnya.

Selama Timur Tengah bergejolak, lanjut Farid, AS punya legitimasi untuk melakukan intervensi di wilayah Timur Tengah dan juga memiliki legitimasi untuk melakukan berbagai kontak dan hubungan dengan penguasa-penguasa di Timur Tengah.

Menurut Farid, hubungan tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa Timur Tengah itu tetap dalam kontrol AS melalui penguasa-penguasa yang ada di Timur Tengah.

“Keberadaan penguasa-penguasa di Timur Tengah itu tidak bisa dilepaskan dari kemunculan negara bangsa atau nation state yang itu lahir dari rahim kolonialisme yang memang dirancang oleh Amerika dan Inggris,” pungkasnya. [] Muhammad Nur

Share artikel ini: