Mediaumat.info – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi memandang, banyak pelajaran dan keteladanan yang bisa diambil dari saudara-saudara Muslim di Gaza, Palestina, salah satunya adalah ketabahan saat menghadapi ujian karena ketaatan.
“Yang perlu kita pelajari dan kemudian kita teladani yaitu ketabahan saat menghadapi ujian karena taat kepada Allah SWT,” tuturnya dalam program Menjadi Politisi Islam: Perang Gaza, Dampak Politik Dunia ke Depan! di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Senin (1/1/2024).
Menurutnya, orang-orang di Palestina sangat paham ayat Al-Qur’an yang menyebutkan bahwa yang beriman itu tidak akan dibiarkan oleh Allah tanpa adanya ujian. “Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu,” ungkapnya mengutip QS Al-Baqarah ayat 214.
“Ujian itu sebenarnya pembuktian keimanan, sehingga kalau kemudian seorang Muslim bersabar ketika menghadapi ujian dari Allah SWT, itu menunjukkan keimanan mereka kepada Allah SWT,” beber Farid.
Menurut Farid, keimanan itulah yang sedang ditunjukkan oleh umat Islam di Gaza, berupa ujian yang paling puncak. Keimanan inilah yang sedang ditunjukkan oleh umat Islam di Gaza dalam bentuk ujian yang paling puncak. Ujian yang paling puncak itu kan nyawa.
“Kita bisa miskin, miskin tapi belum mati itu belum puncak. Kita mungkin bisa kesulitan dalam kesehatan, tapi kalau belum mati itu belum puncak. Tapi yang dihadapi oleh saudara-saudara kita di Gaza itu adalah puncak ujian yaitu kematian. Itu pun oleh mereka dihadapi dengan sabar. Karena ujian itu sesungguhnya ajang pembuktian keimanan,” tegas Farid.
Selain itu, yang bisa diambil pelajaran adalah adanya kesadaran/keimanan yang kuat bahwa apa pun yang menimpa mereka kalau Allah belum menghendaki maka itu tidak akan terjadi, hatta kematian sekalipun.
“Jadi, keyakinan bahwa sesuatu itu akan menimpa kita hatta kematian sekalipun itu tidak bisa lepas dari ketentuan Allah SWT, ini akan menimbulkan keberanian,” beber Farid.
Skenario Melemahkan
Karena itu, wajar jika entitas penjajah Yahudi melakukan berbagai cara/skenario untuk melemahkan keimanan Muslim Gaza. Farid membeberkan, salah satu skenario yang disampaikan Zionis Yahudi. Salah satunya seperti yang dinyatakan Netanyahu terkait penghentian perang ini (gencatan senjata).
Pertama, penghancuran Hamas, karena entitas penjajah Yahudi tahu bahwa ujung tombak dari perjuangan ini adalah Hamas.
Kedua, harus menerapkan demiliterisasi Gaza. “Artinya Gaza itu harus dilumpuhkan sampai tidak lagi memiliki kekuatan militer untuk melawan,” jelas Farid.
Ketiga, harus dilakukan deradikalisasi masyarakat Gaza. “Mereka tahu persis kekuatan umat Islam di Gaza itu adalah keimanannya, keimanan ini yang menimbulkan kesabaran, keteguhan dalam jihad fisabilillah,” bebernya.
Itulah, yang menurut Farid, dipandang oleh mereka sebagai pemahaman radikal, yaitu pemahaman yang berpegang teguh pada agamanya, berpegang teguh pada Islam berpegang teguh pada syariat Islam, karenanya mereka berusaha untuk melakukan deradikalisasi.
Ke depan, lanjut Farid, publik bisa melihat -menurut skenario mereka- nanti di Gaza kurikulum pendidikan itu akan diubah, demikian juga madrasah-madrasah akan dilumpuhkan dengan alasan program deradikalisasi.
“Jihad, kemudian dalam kurikulum-kurikulum itu, kalaulah tidak dikriminalisasi dengan mengatakan jihad itu teroris dilakukan apa yang disebut dengan penyesatan. Seolah-olah jihad itu hanya melawan hawa nafsu, jihad itu hanya sungguh-sungguh, itulah penyesatan, pengaburan, ini dilakukan dalam kurikulum-kurikulum,” bebernya.
Farid memandang mereka tahu persis yang mereka hadapi adalah umat Islam yang memiliki keimanan dan kesabaran yang luar biasa.[] Ade Sunandar