FIWS: Kebijakan Politik LN AS Tidak akan Berubah, Siapa pun Presidennya

 FIWS: Kebijakan Politik LN AS Tidak akan Berubah, Siapa pun Presidennya

Mediaumat.info – Terkait pilpres 2024 di Amerika Serikat, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menegaskan kebijakan politik luar negeri Amerika Serikat (AS) tidak akan berubah, siapa pun presidennya.

“Amerika adalah negara ideologis, yang mengusung ideologi kapitalisme. Maka dalam politik luar negeri Amerika, pastilah bertujuan untuk menyebarluaskan kapitalisme dan menjaga agar kapitalisme tetap menjadi ideologi global yang dianut oleh dunia. Tidak akan berubah, siapa pun yang menjadi presidennya. Baik itu Demokrat atau Republik,” tuturnya dalam Rubrik Diologika: Pemilu Amerika Serikat, Endingnya Sama Saja? di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Sabtu (20/7/2024).

Ia menambahkan, thariqah (metode) politik luar negeri AS, juga tidak berubah, yaitu al-isti’mar (penjajahan).

“Yang berbeda itu mana yang dominan bentuk penjajahannya. Bisa penjajahan militer yang dominan, bisa juga ekonomi, bisa juga politik ataupun sosial budaya. Itu nanti yang akan berubah,” imbuhnya.

Demikian juga AS dan negara-negara besar dunia, lanjutnya, biasanya memiliki grand strategy (strategi raya) yang relatif jangka panjang perubahannya.

“Misalkan, pasca-runtuhnya Soviet, berakhir Perang Dingin. Grand strategy Amerika itu tidak membiarkan munculnya kekuatan apa pun yang menyaingi Amerika di dunia, karena itu Amerika menjadi semacam polisi dunia,” jelasnya.

Farid memaparkan, tadinya dunia berharap ketika era Perang Dingin, konstelasi politik internasional itu dikenal bipolar. Ada Soviet dengan komunisnya, demikian juga Amerika dan sekutu Baratnya dengan kapitalismenya.

“Maka dunia berharap waktu itu, dunia mengarah kepada multipolar. Adanya berbagai kekuatan dunia yang menyebar, dan diharapkan bisa mengurangi dominasi satu pihak terhadap pihak lain, tapi Amerika tidak membiarkan itu terjadi,” ungkapnya.

Amerika merasa paling punya andil dalam runtuhnya Soviet, karena itu Amerika menganggap bahwa merekalah yang memiliki saham paling besar dalam keruntuhan komunisme.

“Kemudian Amerika membuat grand strategy keamanan internasional, nasional, dan kebijakan luar negerinya, memastikan tidak adanya kekuatan-kekuatan lain yang muncul di dunia. Baik dari Eropa, ataupun negara-negara komunis terutama Soviet,” terangnya.

Memerangi Terorisme

Farid juga menjelaskan, AS membuat satu kebijakan politik luar negeri yang disebut dengan war on terrorism (memerangi terorisme), yang dijadikan oleh AS untuk melakukan intervensi terhadap negara-negara lain.

“Pasca-runtuhnya Uni Soviet, kalau sebelumnya, Amerika menjadikan alasan untuk memerangi komunisme, agar bisa terlibat dalam politik internasional, di seluruh kawasan dunia. Tapi, setelah Soviet runtuh, maka Amerika menggunakan perang melawan terorisme, di mana yang dimaksud adalah perang melawan Islam dan kaum Muslimin, sebagai grand strategy,” bebernya.

Grand strategy tersebut, jelas Farid, tidak berubah hingga sekarang, yang ada pergeseran sedikit, yaitu dengan menambah luas sasaran pihak yang diperangi dengan istilah war on radicalism (memerangi radikalisme).

“Tadinya yang diperangi itu hanya kelompok atau negara yang mendukung aksi-aksi militer. Tapi sekarang bergeser menjadi perang melawan radikalisme. Dalam pengertian memerangi siapa pun kelompok atau negara yang mengusung ide-ide yang dianggap mengancam kepentingan kapitalisme. Nah yang berubah itu ya, yang berubah cepat dan itu sesuai dengan dinamika politik di dalam maupun luar negeri Amerika,” paparnya.

Menrut Farid, yang berubah cepat itu adalah uslub (cara teknis)-nya, dari segi uslubnya memang bisa berubah-ubah, pendekatannya itu berubah-ubah, tapi pada hakikatnya politik luar negeri Amerika itu tetap mengusung pada dua hal yakni fikrah dan thariqah.

“Fikrah dan thariqah yang tidak berubah. Fikrahnya adalah menjaga kapitalisme global dunia untuk tetap berpihak pada Amerika. Sementara thariqahnya adalah tetap penjajahan,” pungkasnya. [] Nita Savitri

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *