FIWS: Ismail Haniyah Syahid, Perlawanan Palestina Bakal Berakhir? Salah Besar!

 FIWS: Ismail Haniyah Syahid, Perlawanan Palestina Bakal Berakhir? Salah Besar!

Mediaumat.info – Pasca syahidnya Ismail Haniyah lantas kemudian entitas penjajah Yahudi berharap perlawanan rakyat Palestina bakal berakhir, dinilai sebagai kesalahan besar.

“Mereka salah besar!” ujar Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi kepada media-umat.info, Jumat (2/8/2024).

Dikabarkan sebelumnya, Ismail Haniyah, pemimpin politik Hamas, dinyatakan telah syahid akibat serangan udara yang menargetkan rumahnya di Teheran, Iran, pada Rabu 31 Juli 2024. Selama agresi Zionis Yahudi ke Palestina, keluarga Haniyah turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucunya juga syahid dibunuh oleh Zionis Yahudi.

Bahkan sebagaimana telah disampaikan Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi, usai mengikuti shalat gaib di Masjid Istiqlal Jakarta pada Jumat, sekitar 65 orang dari keluarga Ismail Haniyah telah gugur.

Karenanya, selain berbelasungkawa kepada sosok pejuang yang senantiasa gigih membebaskan bumi Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi, Farid menyampaikan, syahidnya para pahlawan umat Islam justru akan melahirkan pejuang-pejuang baru dan menambah semangat perlawanan kepada penjajah.

“Sebagaimana kepemimpinan panglima perang Islam di masa Rasulullah SAW, demikian juga di masa Khulafaur Rasyidin yang tidak pernah berhenti meskipun pahlawan-pahlawan Islam telah syahid di medan pertempuran,” kata Farid menggambarkan.

Sebab, menurutnya, kematian dalam perjuangan, sebutlah untuk kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Yahudi, adalah sesuatu yang justru dirindukan umat Islam. Tak hanya itu, pahala syahid menjadi semacam bahan bakar yang membuat bara api perjuangan semakin membesar.

Musuh Umat Islam

Di saat yang sama, Farid menilai, serangan Zionis yang menargetkan Ismail Haniyah di Iran menunjukkan kepada publik bahwa entitas penjajah Yahudi benar-benar musuh umat Islam.

Ditambah ketidakpedulian mereka terhadap berbagai kekejaman yang dilakukan, baik terhadap Palestina, Libanon, Iran, Yaman, Suriah maupun Irak.

“Mereka (Zionis) melakukan serangan itu tanpa peduli hukum-hukum internasional, tanpa peduli reaksi dari penguasa-penguasa negeri-negeri Islam, bahkan tanpa peduli terhadap reaksi Iran sekalipun,” ulasnya.

Bahkan tak sedikit dari para panglima perang dari negara-negara tersebut yang telah dibunuh oleh entitas penjajah Yahudi. “Kenapa mereka berani melakukan itu?” lontar Farid, seraya membongkar setidaknya ada tiga alasan.

Pertama, Zionis Yahudi sebelumnya telah memastikan negara yang akan diserang, termasuk ke Iran, enggak bakalan melakukan serangan balasan yang mampu mematikan jantung mereka.

“Mereka sudah ukur bahwa Iran tidak akan melakukan tindakan yang mematikan mereka. Demikian juga Libanon,” sebut Farid.

Kedua, mereka pun tahu para penguasa negeri Muslim lainnya juga tidak akan merespons dengan serangan yang mematikan. Dengan kata lain, para penguasa negeri Arab tidak akan menggerakkan tentara-tentara mereka untuk melakukan serangan balasan yang berarti terhadap entitas penjajah Yahudi ini.

Ketiga, Zionis sadar di belakang mereka berdiri Amerika Serikat (AS) sebagai penyokong mereka. “Netanyahu tidak akan bisa dan mampu melakukan ini kecuali dengan dukungan Amerika,” tambah Farid, mengenai semua kekejaman Zionis yang tak bisa dilepaskan dari dukungan harga mati berdarah AS.

Maka itu, kata Farid lebih lanjut, lemahnya persatuan umat Islam di berbagai negeri Muslim semestinya menjadi pelajaran yang memalukan bagi para penguasa termasuk di Iran, negara berdaulat yang malah terkesan membiarkan tamu mereka (Ismail Haniyah) tewas justru karena serangan dari luar.

Meski demikian, kata Farid mengimbau, kaum Muslim harus tetap berharap agar para penguasa mereka bergerak membela perjuangan pembebasan tanah Palestina.

Kalau tidak, maka makin membuktikan pengkhianatan para penguasa negeri Muslim memang benar adanya. Hal ini sekaligus menunjukkan betapa umat saat ini membutuhkan institusi politik khilafah ala minhaj an-nubuwwah yang notabene mampu menyatukan negeri-negeri Muslim.

Begitu juga kepada para panglima di negeri-negeri Muslim, Farid menyeru bahwa sekarang inilah kesempatan mereka untuk mendapatkan tempat mulia di sisi Allah SWT, agar mencabut kekuasaan penguasa pengkhianat umat dimaksud.

Pasalnya kekuasaan sesungguhnya untuk membebaskan Palestina ada di tangan mereka. “Karena sesungguhnya kekuasaan ada di tangan mereka untuk membebaskan tanah kaum Muslimin,” pungkasnya. [] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *