FIWS: Bodoh Bila Berharap PBB Mampu Selesaikan Krisis Palestina

 FIWS: Bodoh Bila Berharap PBB Mampu Selesaikan Krisis Palestina

Mediaumat.info – Terhadap sikap para penguasa negeri Muslim yang masih berharap kepada PBB, khususnya dalam hal penyelesaian krisis di Palestina, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyebutnya sebagai suatu kebodohan.

“Sangat bodoh kalau penguasa-penguasa negeri Islam itu masih berharap kepada PBB untuk menyelesaikan persoalan Palestina ini atau krisis Palestina ini,” ujarnya kepada media-umat.info, Jumat (18/10/2024).

Ia mengatakan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak berdiri tidak lebih dari sekadar alat legitimasi politik kejahatan negara-negara kapitalisme termasuk entitas penjajah Yahudi.

Dengan kata lain, jelasnya, PBB diciptakan oleh negara-negara pemenang Perang Dunia II sebagai alat pengendali tatanan dunia sesuai kepentingan mereka.

“Itu tidak bisa dipisahkan dari keberadaan PBB yang memang diciptakan oleh negara-negara pemenang perang untuk kepentingan pengendalian mereka terhadap tatanan global dunia, terutama pasca Perang Dunia II,” ungkap Farid.

Hal ini tampak jelas ketika negara dimaksud juga diposisikan sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB berikut hak veto, yakni hak istimewa untuk manganulir setiap kebijakan yang dianggap merugikan mereka termasuk dalam hal ini adalah entitas penjajah Yahudi yang didukungnya.

Ditambah, meski terkesan berperan sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik di Palestina, tetapi bermacam solusi yang dikeluarkan oleh PBB, kembali dinilai Farid, tetap untuk menjaga eksistensi penjajah Yahudi yang keberadaannya justru dilegitimasi lembaga internasional tersebut.

Diberitakan sebelumnya, terlontar pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (15/10) yang meminta Benjamin Netanyahu untuk tidak melupakan sejarah bahwa Israel yang dipimpinnya sekarang, dahulu didirikan berdasarkan keputusan PBB.

Macron merujuk pada resolusi Majelis Umum PBB pada November 1947 tentang pembagian Palestina menjadi dua negara: Yahudi dan Arab.

Karena itu, kata Farid lebih lanjut, pernyataan tentang resolusi tersebut sekaligus memverifikasi bahwa PBB-lah, seperti diungkap sebelumnya, yang memberikan legitimasi kelahiran negara Israel.

Maka, jelas Farid, para penguasa negeri Muslim yang masih bersikeras mengaitkan harapan kepada PBB, menunjukkan sikap pengkhianatan sekaligus penipuan atas umat Islam seluruhnya.

“Seolah-olah mereka bersimpati dan berpikir keras untuk menyelesaikan krisis Palestina, tapi (malah) mengaitkan atau menyandarkannya kepada PBB,” tandasnya.

Iran

“Itu pulalah harus kita lihat ketika kita meninjau kebijakan-kebijakan Iran dalam politik luar negerinya,” ungkap Farid menambahkan.

Menurutnya, kebijakan-kebijakan Iran selama ini justru tak sampai mengancam kepentingan negara-negara global seperti Amerika Serikat (AS). Pasalnya, bisa dilihat posisi Iran memang sebagai anggota PBB, OKI, serta organisasi internasional yang dibentuk oleh Barat baik langsung maupun tidak.

Tengok pula serangan ke Tel Aviv yang dilakukan Iran pasca tewasnya para elite mereka belakangan ini, adalah serangan terukur dalam batas-batas yang tidak berseberangan dengan kepentingan AS, yaitu mempertahankan eksistensi penjajah Yahudi.

Dengan kata lain, Iran tidak akan pernah sungguh-sungguh untuk menyelesaikan persoalan Palestina. “Karena itu bisa disimpulkan Iran tidak akan pernah sungguh-sungguh untuk menyelesaikan persoalan Palestina,” pungkasnya. [] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

 

Share artikel ini:

Related post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *