FIWS Beberkan Empat Alasan Zionis Yahudi Berani Serang Yaman

Mediaumat.info – Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menilai, setidaknya ada empat alasan bagi entitas penjajah Yahudi sehingga berani menyerang Yaman, dalam hal ini Houthi, beberapa hari lalu.

“Empat alasan kenapa entitas penjajah Yahudi melakukan serangan terhadap Yaman,” ujarnya kepada media-umat.info, Kamis (25/7/2024).

Pertama, Zionis Yahudi sudah memastikan tak akan ada respons mematikan dari negeri-negeri Muslim yang lain untuk menghentikan eksistensinya dalam menjajah Palestina.

“Sudah mereka pastikan tidak akan ada serangan balasan yang benar-benar mematikan,” jelasnya.

Kedua, kalaupun ada respons dalam bentuk serangan balasan dari penguasa negeri Muslim terutama di wilayah Timur Tengah, misalnya, tetap saja bisa dipastikan enggak bakalan nyata mengancam eksistensi penjajahan.

Sebab, menurut Farid, entitas penjajah Yahudi paham bahwa para penguasa negeri Islam masih berada di bawah kendali Amerika Serikat (AS), salah satu negara penopang eksistensi Zionis Yahudi.

Dengan kata lain, tidak ada tindakan yang tidak disetujui oleh AS termasuk melakukan serangan-serangan balasan/pembelaan para penguasa negeri Muslim sebagai respons penyerangan Zionis Yahudi ke Yaman.

“Hampir semua seperti itu,” sebutnya.

Ketiga, di tengah serangan yang dilancarkan ke Yaman, entitas penjajah Yahudi pun mengetahui persis kondisi umat Islam yang masih mempertahankan belenggu yang memenjarakan mereka yakni negara bangsa (nation state), sehingga umat Islam tak bisa ‘bergerak’ karenanya.

Keempat, di saat yang sama pula entitas penjajah Yahudi mengetahui segala kejahatan yang mereka lakukan didukung AS. “Mereka (Zionis Yahudi) tahu apa pun tindakan mereka itu akan didukung oleh Amerika Serikat,” tambah Farid.

Demikian, dikarenakan empat alasan itulah entitas penjajah Yahudi terkesan tak memiliki rasa takut melakukan serangan-serangan ke berbagai wilayah tak hanya ke Palestina maupun Yaman, tetapi juga ke Suriah maupun Iran.

Sebagaimana dilaporkan, militer Zionis Yahudi telah melancarkan ratusan serangan terhadap wilayah Suriah sejak perang sipil pecah di sana pada 2011 lalu. Kebanyakan serangan Tel Aviv menargetkan pasukan pemerintah dan para petempur yang didukung Iran di Suriah.

Namun serangan terhadap Suriah itu semakin meningkat sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

Bahkan berdasarkan sumber intelijen Zionis Yahudi kepada harian Jewish Chronicle, tim Mossad membuat rencana yang begitu detail selama 8 bulan, berkenaan dengan serangan yang menewaskan ilmuwan nuklir Iran pada ujung tahun 2020.

Seperti halnya penyerangan ke konsulat jenderal Iran di Damaskus pada Senin (1/4/2024) yang dilakukan oleh Zionis Yahudi, serangan yang ditujukan ke Yaman baru-baru ini, juga dinilai Farid, tak bakalan serius direspons Iran yang notabene patron Houthi.

“Serangan yang pernah dilakukan oleh Iran adalah serangan yang pura-pura,” ulasnya, menyinggung kembali respons Iran atas serangan yang telah menewaskan ilmuwan nuklirnya.

Artinya, entitas penjajah Yahudi tahu persis bahwa patron Houthi yaitu Iran yang selama ini berada di belakangnya, pun tak bakalan secara nyata mengancam eksistensi penjajah Yahudi.

Faktanya, Iran hanya sebatas mengecam dan mengancam, tidak melakukan serangan balasan yang nyata terhadap penjajah Yahudi meskipun Yaman, sesama negeri Muslim telah diserang.

Lebih celaka lagi, sebagaimana pula diberitakan sebelumnya oleh surat kabar Ibrani Yedioth Ahronoth, Riyadh justru mengizinkan pesawat tempur penjajah melewati wilayah udaranya untuk mengebom sasaran Houthi di Yaman pada Sabtu (20/7/2024).

Tegakkan Khilafah

“Di sinilah relevansinya kenapa umat Islam perlu mendirikan khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah,” tutur Farid, seraya menyebutkan khilafah yang mengikuti metode kenabian akan mampu meruntuhkan empat perkara yang menjadikan Zionis Yahudi semena-mena terhadap umat Islam selama ini.

Dengan tegaknya khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah, kata Farid lebih lanjut, akan ada serangan konkret mematikan dari negeri-negeri Muslim yang ditujukan ke ‘jantungnya’ penjajahan di wilayah pendudukan, Palestina.

Selain serangan mematikan yang mengusir penjajah, khilafah bakal mengenyahkan para penguasa negeri Muslim pengkhianat yang selama ini dikendalikan AS.

Terakhir, memutus mata rantai belenggu berwujud ‘negara bangsa’ dengan menyatukan dan menggerakkan seluruh umat untuk itu. “Khilafah Islam akan menyatukan umat dan menggerakkan umat,” pungkasnya. [] Zainul Krian

Dapatkan update berita terbaru melalui channel Whatsapp Mediaumat

Share artikel ini: