Mediaumat.id – Terkait pemutaran film The Lady of Heaven yang dituding banyak pihak sebagai bentuk penistaan atas kemuliaan Islam, Hizbut Tahrir wilayah Inggris menyatakan begini.
“Umat kehilangan perisainya, khilafah, pada tahun 1924. Sehingga memberikan izin terbuka kepada setiap orang dengan niat jahat untuk melancarkan serangan terhadap Islam, Nabi, dan kaum Muslim,” rilis HT Inggris menyikapi film tersebut, Rabu (8/6/2022).
Sebagaimana diberitakan, film The Lady of Heaven, yang mengisahkan tentang putri Nabi Muhammad SAW telah tayang di Inggris sejak 3 Juni lalu. Meski belakangan diketahui, Cineworld, jaringan bioskop besar Inggris, telah membatalkan semua pemutaran film tersebut pada 7 Juni 2022 usai memicu gelombang protes kaum Muslim di sana.
Bahkan seperti diketahui pula, Maroko, Mesir, Pakistan, Iran, dan Irak termasuk di antara negara-negara yang telah lebih dulu mengecam film The Lady of Heaven sebagai penghujatan.
Sementara di saat bersamaan, hal senada juga disampaikan HT Inggris dengan menuding film yang ditulis Yasser al-Habib, kelahiran Kuwait tersebut tak lain sebagai bentuk penghinaan dan penyerangan terhadap Nabi Muhammad SAW yang mulia.
Namun terlepas itu sebagaimana diberitakan juga, penulis yang termasuk pentolan Syiah di London pernah menggemparkan dunia Islam pada 2010 silam, dengan menuding Aisyah, istri Rasulullah SAW, ‘musuh Tuhan’.
Hal itu terungkap ketika dirinya memimpin perayaan di London, untuk memperingati ‘kebinasaan’ Aisyah di dalam api neraka, tepatnya pada 17 Ramadhan 2010/1431 H.
Dengan kata lain, masih di poin pernyataan sikap HT Inggris, agendanya memang untuk menciptakan ketegangan dan perpecahan di antara Muslim Sunni dan Syiah.
Sehingga, merupakan kewajiban pula bagi setiap Muslim menggunakan semua cara yang diizinkan dalam Islam untuk berjuang melawan film kotor tersebut, berikut bentuk-bentuk penghinaan lainnya terkait kemuliaan Islam yang sangat berpotensi kembali terulang.
“Dilarang berdiam diri dalam masalah ini,” tegasnya di poin sikap berikutnya.
Oleh karena itu, HT Inggris merasa perlu meminta pertanggungjawaban para penguasa negeri Muslim atas kelalaian mereka. “Jika mereka mau, mereka dapat menggunakan kekuatan politik, ekonomi, dan militer mereka untuk mencegah film itu ditayangkan (kembali),” serunya.
Tetapi sebelum semua itu terwujud, HT Inggris mengimbau, kaum Muslim tidak boleh berhenti berupaya membangun perisai yang akan mencegah serangan apa pun terhadap Islam dan kaum Muslim, termasuk yang berkaitan dengan film serupa lainnya. Itulah perisai Khilafah Rasyidah.
Oleh karena itu pula, kaum Muslim seluruhnya, termasuk di Inggris perlu menjadi bagian dari seruan global untuk khilafah di negeri Muslim.
“Kita mungkin bertahan dengan batas-batas palsu ini yang membuat kita tidak bersatu, namun pikiran dapat menyebar dan seruan global untuk mendirikan khilafah telah melampaui batas, kebangsaan, atau ras apa pun,” pungkasnya.[] Zainul Krian