FDMPB: Demokrasi Sarang Koruptor dan Kandang Pengkhianat Rakyat
Mediaumat.info – Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menegaskan bahwa demokrasi selain menjadi sarang para koruptor juga menjadi kandangnya para pengkhianat amanah rakyat.
“Demokrasi selain menjadi sarang para koruptor juga menjadi kandangnya para pengkhianat amanah rakyat,” ujarnya kepada media-umat.info, Selasa (31/12/2024).
Menurut Ahmad, sudah jamak diketahui sistem politik demokrasi adalah politik pragmatisme transaksional yang sarat dengan orientasi materi atau uang. Hampir tidak ada praktik politik yang tidak membutuhkan uang dalam sistem demokrasi ini. Demokrasi adalah sistem politik dengan biaya besar.
Ia melihat, pragmatisme politik dapat menjadi salah satu faktor penyebab korupsi jika nilai-nilai pragmatis yang diterapkan mengabaikan prinsip moral, etika, atau hukum demi mencapai tujuan politik individu atau golongan serta partai.
Oleh karena itu, Ahmad menilai, pergumulan politik para petinggi negara dan petinggi partai yang saat ini sedang ramai terjadi di negeri ini hanyalah fenomena gunung es yang mengindikasikan hampir seratus persen para pejabat adalah para koruptor.
“Praktik korupsi dan suap demi memperebutkan kursi kekuasaan dan setelah mendapatkan kekuasaan selalu dilakukan oleh para maling uang rakyat. Dan pada saat ini para maling dan garong uang rakyat sedang saling bertarung untuk saling menjebloskan ke penjara,” ujarnya.
Ahmad membeberkan, kunci dari pertarungan para garong adalah presiden itu sendiri. Apakah presiden saat ini benar-benar punya kemauan dan keberanian untuk memberantas korupsi yang mungkin dilakukan oleh kelompoknya sendiri atau janji yang akan memberantas korupsi sekadar omon-omon (omong kosong) belaka.
Ia memandang, ucapan Presiden Prabowo yang menyebut koruptor akan diampuni asalkan mengembalikan uang hasil korupsi adalah niat baik tapi melanggar hukum. Sebab koruptor meskipun mengembalikan uang hasil korupsi tapi harus tetap dihukum, dan jika perlu dihukum mati.
Terakhir, Ahmad mengatakan, jika sistem demokrasi sekuler masih diterapkan maka korupsi tidak akan pernah bisa diberantas.
“Semua usaha pemberantasan korupsi dalam sistem demokrasi hanyalah bualan para penguasa untuk menipu rakyat. Sebab sejak awal orientasi memperebutkan kursi kekuasaan telah salah, yakni untuk memperkaya diri,” pungkas Ahmad.[] Agung Sumartono
Dapatkan update berita terbaru melalui saluran Whatsapp Mediaumat