Mediaumat.news – Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi mengatakan, sebagai sebuah ideologi, komunisme tidak akan pernah padam meskipun negara pengusungnya telah runtuh.
“Komunisme sebagai ideologi tidak akan pernah padam meski negara pengusungnya sudah runtuh,” cuit Farid Wadjdi di akun Twitter @faridwadjdi, Selasa (28/9/2021).
Menurutnya, ideologi komunisme bisa diemban sebagian atau seluruhnya oleh personal atau kelompok dengan ciri-ciri anti Tuhan, anti agama, anti syariah Islam, anti ulama yang lurus, tukang adu domba dan menghalalkan segala cara.
Perangi Islam
Farid menilai, pengemban komunisme adakalanya pada satu titik tertentu bertemu dengan kapitalisme sekuler radikal untuk memerangi Islam dan umat Islam. “Seperti terjadi pada perang dingin, Soviet dan AS bersatu kalau memerangi umat Islam, meskipun ber’drama’ seolah mereka berbeda,” ungkapnya.
“Soviet Komunis memerangi umat Islam di Checnya, Dagestan, Asia Tengah, membunuh ulama, menghancurkan masjid dan memaksa doktrin komunisme dengan brutal. Sementara Amerika bermain di Timur Tengah, ciptakan konflik, dukung rezim represif anti Islam, dan back up penuh Yahudi memerangi Palestina,” bebernya.
Lebih lanjut, Farid mengatakan, pasca-Perang Dingin, Cina komunis dengan rezim bengis di Asia Tengah yang didukung Amerika dan Rusia, bersatu dalam Shanghai Cooperation Organization (SCO) membendung kebangkitan Islam di Asia Tengah.
Farid mengingatkan ancaman dari kedua ideologi ini. Komunisme tetap merupakan potensi ancaman ideologi, yang diemban individu atau kelompok. Sedangkan kapitalisme sekuler, ideologi yang diemban negara adalah ancaman nyata negeri ini yang sudah memporakporandakan negeri ini baik secara ekonomi dan politik. “Hanya Islam, ideologi yang menyelamatkan manusia!” tegasnya.
Oleh sebab itu, yang perlu diwaspadai di negeri ini, kata Farid, yakni pengusung ideologi komunisme (di bawah negara patron Cina komunis) yang berkomplot dengan sekuler radikal (negara patron Amerika). “(Mereka) menghancurkan, merampok negeri ini dan memerangi umat Islam dengan tudingan radikal radikul!” pungkasnya.[] Achmad Mu’it