Faktor-faktor Penyebab Elektabilitas Jokowi Turun, Dari Himpitan Ekonomi Hingga Isu Anti-Islam
Media Survei Nasional (Median) merilis hasil survei terkait elektabilitas calon Presiden. Dari 10 tokoh nasional yang terdaftar, posisi Jokowi berada di urutan teratas dengan elektabilitas sebesar 36,2 %. Sementara Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, ada di urutan ke 2 dengan 23,2 %.
Di urutan ketiga ada nama Susilo Bambang Yudhoyono dengan suara 8,4% suara.
Direktur Median, Rico Marbun, penurunan elektabilitas Jokowi disebabkan oleh 3 faktor utama.
Pertama, menurut Rico, himpitan ekonomi masyarakat.
Publik saat ini menilai pembangun infrastruktur yang digenjot pemerintahan Jokowi tidak berdampak pada meningkatnya ekonomi masyarakat.
“Masyarakat merasakan susah ekonomi, susah cari kerja, harga kebutuhan pokok naik, harga kebutuhan mahal,” ujar Rico Marbun di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Senin (2/10/2017).
Faktor kedua yang membuat elektabilitas Jokowi adalah akibat adanya isu anti Islam dan anti Ulama. Publik yang percaya bahwa Jokowi anti Islam dan anti Ulama jumlahnya cukup besar.
Dan faktor ketiga adalah kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan Jokowi dianggap otoriter dan cenderung represif.
“tiga hal itu yang menurut saya membuat suara Pak Jokowi itu sampai saat ini tinggi dibandingkan dengan yang lain tetapi tidak dominan. Kenapa saya katakan tidak dominan karena angkanya tidak ada di atas 50% berkisar 35-36 persen saja,” kata Rico.
Oleh sebab itu, Rico menyarankan agar Presiden Jokowi memperhatikan tiga faktor tersebut jika ingin menaikan elektabilitas jelang Pemilihan Presiden 2019.
Sementara untuk Prabowo sendiri dinilai belum bisa mencarikan solusi di tengah himpitan ekonomi masyarakat.
Selain Jokowi, Prabowo dan SBY, ada sejumlah tokoh lain yang masuk radar namun suaranya tak begitu signifikan. Mereka adalah Anies Rasyid Baswedan dengan perolehan 4,4%, lalu Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dengan 2,8%, Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan 2,6 %.
Ada pula nama lain seperti Hary Tanoesoedibjo dengan 1,5%, Aburizal Bakrie 1,3 %, Ridwan Kamil 1,2 %, Tri Rismaharini 1% serta beberapa tokoh politik lainnya.
Survei tersebut juga mengungkap fakta bahwa saat ini publik membutuhkan figur alternatif selain Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto untuk menjadi Presiden.[]
Sumber: jurnalpolitik.id