FAKKTA: Negara Bokek karena Salah Kelola APBN
Mediaumat.id – Peneliti dari Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak menilai memang ada salah kelola dalam pengelolaan APBN sehingga saat ini -sebagaimana ramai diperbincangkan warganet- negara sedang bokek.
“Memang ada salah kelola di dalam pengelolaan APBN,” ungkapnya dalam acara Kabar Petang: Negara Lagi Bokek? di kanal YouTube Khilafah News, Sabtu (1/7/2023).
Menurutnya, anggaran yang justru dianggap tidak penting sekali atau bisa dianggap sebagai pengeluaran bermasalah justru porsinya sangat besar. “Misalnya, alokasi anggaran untuk pembayaran bunga utang yang itu lebih dari 400 triliun,” ungkapnya.
Ishak menilai, jika pembayaran bunga utang dinihilkan maka anggaran tersebut bisa dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan publik, termasuk untuk ASN, dan juga anggaran untuk perbaikan pendidikan serta kesehatan.
Ishak juga menilai, ada pengaruhnya pembangunan infrastruktur yang saat ini gencar dilakukan khusus yang masuk dalam program strategis nasional (PSN) seperti kereta cepat dan pembangunan IKN. Karena, pemerintah harus mengalokasikan sebagian daripada APBN itu untuk penyertaan modal negara ke infrastruktur yang dikelola oleh BUMN.
Selain itu, kelemahan pemerintah di dalam mengalokasikan anggaran APBN adalah berbasis persentase. Menurut Ishak itu salah. Misalnya, terkait kebutuhan kesehatan yang hanya dialokasikan 5-10 persen saja. Pertanyaannya, apakah 5-10 persen itu sudah mencakup seluruh kebutuhan kesehatan masyarakat?
“Apakah dengan alokasi 10 persen itu sudah memenuhi ketersediaan dokter-dokter, puskesmas di seluruh Indonesia. Apakah dengan anggaran 10 persen itu sudah bisa membuat rakyat seluruh Indonesia memenuhi kebutuhan kesehatannya secara gratis?” tanyanya retoris.
Mestinya, lanjut Ishak, kalau merujuk pada ajaran Islam, maka alokasi anggaran itu berbasis kebutuhan publik. “Jadi, kalau publik ini butuh rumah sakit ya itu harus ada,” pungkasnya.[] Ade Sunandar
1 Comment
sudah seharusnya negara menggunakan hasil sumber daya alam untuk keperluan masyarakat