FAKKTA: Krisis AS Akan Berdampak pada Ekspor Indonesia
Mediaumat.id – Peneliti Forum Kajian dan Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak mengatakan jika Amerika Serikat (AS) benar-benar mengalami krisis maka akan berdampak pada ekspor Indonesia.
“Misalnya AS ini mengalami resesi, juga Cina yang mengalami perlambatan pertumbuhan, kemudian juga Uni Eropa yang juga mengalami resesi seperti halnya AS. Ini akan memengaruhi kinerja ekspor Indonesia,” ungkapnya dalam acara Fokus: AS Resesi, Dunia Berubah? di kanal YouTube UIY Official, Ahad (7/8/2022).
Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu eksportir utama komoditas primer seperti nikel, palm oil, kemudian batu bara dan lainnya.
Karena itu, jika terjadi resesi di negara-negara utama itu akan menyebabkan penurunan komoditas pasar global. “Jadi harga-harga seperti migas, kemudian batu bara, harga-harga pangan dan seterusnya akan cenderung menurun,” ungkapnya.
Ishak mengatakan, penurunan tersebut akan berdampak macam-macam selain ke petani dan juga pertambangan, akan berdampak juga kepada penerimaan negara karena negara mengandalkan pendapatan pajak dan nonpajak dari sektor-sektor komoditas dan tambang.
Menurutnya, dalam sistem kapitalisme krisis itu tidak bisa diprediksi secara akurat. Kalaupun ada ilmu yang sangat akurat dapat memprediksi krisis maka krisis-krisis/potensi yang terjadi di Amerika Serikat termasuk di Indonesia itu akan bisa diantisipasi.
Ishak menilai, akan sangat berbahaya jika negara mengandalkan komoditas-komoditas tadi sebagai sumber cadangan devisa karena harga komoditas di pasar global sangat fluktuatif.
“Tidak resisten pendapatan dari harga komoditas, karena harga komoditas itu tidak stabil harganya kemudian harganya dimainkan oleh para spekulan,” pungkasnya.[] Ade Sunandar